awalnya, rencana ini dia tunjukan untuk membuat program kerja sebuah ekskul di SMA kami dulu, tapi saat dipikirkan kayanya asik juga untuk jalan-jalan di tengah liburan ini. oke, akhirnya fix hari kamis kami akan berangkat ke TMII, dengan tambahan salah satu anak dokter yang sedang belajar untuk menjadi dokter. orang yang paling sibuk dan orang yang dirindukan saat itu.
**
paginya, tidak ada kabar sama sekali. entahlah ini rencana jadi atau tidak, di tambah dengan cuaca yang tidak mendukung pada paginya. gue memilih untuk online di twitter, akhirnya mendapatkan kepastian kalau jadi berangkat, akhirnya gue bersiap-siap dan pergi ke rumah teman gue yang anak dokter ini. awalnya, gue mengira kami akan berangkat konvoi motor, tapi akhirnya dugaan gue salah. kami berangkat naik mobil!! Ulalalalala....
Kuloh : Jo, motornya masukin ke dalam rumah aja, kita naik mobil jadinya.
Gue : oke! *gue parkirlah motor gue di rumahnya* bukannya kata Dennis, lo engga boleh bawa mobil ya kul?
Kuloh : hahahaha... itu gue cuma bercanda sama Dennis doang kok.
oke kita berangkat menuju rumah teman gue dwiky, selama dalam perjalanan ke rumahnya, obrolan gue dan kuloh adalah game online.
sesampai di rumah dwiky, akhirnya di mulailah segala keabsrudan itu. emang absurd itu indah!
Deardo : kul, lo tau jalannya kesana kan?
Kuloh : gue engga tau, bawa mobil juga sejauh ke YARSI.
gue : Jadi?
Deardo : Oke, kita pergi engga ada yang tau jalan!
Dennis : Yaudah, kita dari tol yang sebelah cipinang itu aja, habis itu lewat tol cawang.
Gue : kenapa engga lewat tol Bintara aja?
Dennis : mahal bayarnya.
Dwiky : yaudah lewat tol yang di cipinang.
akhirnya perjalanan itu di mulai dengan komposisi tempat duduk seperti ini, di bagian depan ada Kuloh di belakang setir dan Deardo yang disebelahnya, komposisi di tengah dari kiri Dennis, Dwiky, Gue! di awal perjalanan, satu fakta lagi yang kami temukan kalau Kuloh jarang lewat tol. oke seluruh nasib kami para penumpang yang budiman ini ada di tanganmu Kuloh!
Kuloh selalu konsisten dengan mengendarai di bagian kanan dan pelan di saat keadaan jalan sepi, terkadang deardo pun iseng dengan bikin kaget kuloh, menyuruh di gas, atau membunyikan klakson. dan yang paling membuat gimana dengan kuloh ada setiap di pintu gerbang tol! berhenti, buka kaca, bayar tiket, ambil kembalian, naro kembalian dengan tenang, tutup kaca, baru jalan, itu semua dilakukan dengan tenang! dan dia komentar dengan tenang, "udah bayar!". banyak kejadian yang absrud yang sulit untuk dituliskan dengan kata-kata.
***
Kuloh : Jadi mau parkir dimana ini?
Dennis : Udah, parkir disana aja, ling!
Dwiky : yaudah, tapi sholat dulu kul.
Kuloh : tapi, tempatnya dimana?
Gue : yaudah puter aja dulu kul.
oke akhirnya kami memutar dan menemukan tempat untuk makan dan musholah, paling ngenesnya adalah tempat parkir sebelumnya itu ternyata dekat sama kedua tempat itu, tapi kita harus muter-muter dulu! damn!
akhirnya kami saling berpisah, kuloh dan dwiky cari musholah, gue cari toilet, deardo masuk ke tempat restoran cepat saji, dennis ke atm dulu. setelah itu, gue, dennis, dan deardo ketemu lagi dan pindah ke tempat yang lebih kecil dan makan di bawah kereta gantung. raut kecewa terlihat di kedua muka mereka dan komentarnya sama, mahal dan engga enak. gue yang awalnya mau ikut mesen, juga mundur secara perlahan, karena tau restoran ini engga terlalu enak dan gue pun udah makan sebelum berangkat.
mereka makan, sedangkan gue membaca buku Boys Will Be Boys, percaya atau tidak, kemana pun gue pergi, gue pasti akan membawa satu buku di tas gue. tidak lama berselang akhirnya, dwiky dan kuloh datang, mereka mau pesan tapi mendapatkan rekomen kalau disini engga enak dan mahal. akhirnya gue ikutan dengan mereka mencari tempat di sebelah tempat deardo dan dennis makan, mereka pesan makanan sedangkan gue cukup dengan jus alpukat.
untuk memesan saja membutuhkan waktu hingga 5-10 menit, belum lagi nunggu pesanan kami, jadi kalau di total nunggunya aja itu hampir 30 menit, sedangkan makan dan becanda itu 10-15 menitan. jadi lebih lama menunggunya. setelah makan kami kembali ke mobil untuk ke tempat tujuan utama yaitu PPIPTEK! di perjalanan melihat beberapa tempat yang serem seperti tanpa di rawat dan DUNIA AYAM NUSANTARA! kalau engga salah Dennis nyeletuk, berarti ayam kampus ada dong? oke, selanjutnya khayalan kami bermain liar.
**
bayangan setiap kami adalah harga tiket masuk itu tidak lebih dari goceng, tapi ternyata 16ribu! kami selalu membandingkan dengan harga sewaktu kami masing-masing ke TMII terakhir kali, yaitu waktu SD. jadi, dalam jangka waktu yang panjang kami percaya kalau harga TMII itu tidak mahal.
Deardo : akhirnya kita sampai di tujuan kita!
Kuloh : jadi PPIPTEK itu apa?
Dwiky : udah masuk aja dulu, nanti juga lo heboh sendiri di dalam.
Kuloh : Gue baru pertama kalinya kesini!
shock! saaat melihat harga tiket yang melebihi jauh dari ekspektasi kami. yaudahlah ya!
dan ternyata benar! Kuloh sangat bahagia dengan berbagai macam mainan di PPITEK, rasanya kami berlima itu seperti sedang kembali ke masa lalu, masa kenangan saat kecil. apa saja yang bisa kami mainkan, kami mainkan, kalau tidak bisa hanya kecewa.
kami telah melupakan status kami sebagai anak kuliahan, sekarang hanya ada lima pemuda yang engga bisa move-on dari jati diri bocah. ada satu permainan yang kami gagal, yaitu simulator nerbangin pesawat, karena tidak ada petunjuk bagaimana cara pengoperasiannya, hanya berbekal kesotoyan kami, akhirnya pesawat itu hanya berkutat di air dan nabrak tanpa sekalipun terbang.
kehebohan kami kembali terjadi lagi di suatu sudut toilet, kegaduhan yang terjadi karena seekor kecoa! awalnya, kuloh minta di foto dari luar saat dia sedang berada di dalam, tiba-tiba keluarlah kecoa, dan terjadilah kegaduhan itu, keluar toilet dengan gaya stay cool padahal aslinya panik. terus berputar dan selesai mengelilingi kami keluar, mencari spot untuk foto sebagai kenangan kami dan mencoba permainan gratis tanpa harus membayar. ah, sayangnya gue engga pegang satu pun foto tersebut untuk gue masukkan dalam blog ini.
ternyata harga semua tempat sudah berbeda, banyak di atas goceng dan ceban, hanya ada satu tempat yang menarik perhatian kami, yaitu museum keprajuritan dan harganya sesuai dengan kocek kami, duaribulimaratusrupiah. dengan harga yang segitu ternyata, tidak ada yang terlalu membuat kami tertarik, kecuali dengan bermain tebak-tebakan yang mana menjadi pemimpin perang dalam setiap kotak strategi perang jaman dulu. beristirahat sebentar di tempat terbuka, malah membuat kami semakin ngantuk karena angin yang terlalu sepoi. keluar dari benteng ini, Dennis sempoyangan karena ngantuk, entah apa yang membuat dia sebegitu ngantuknya, apa dia terbius? karena ulahnya itu akhirnya memakan korban, sendal kuloh! emmm... putus atau gimana ya? gue engga ngerti juga untuk menjelaskannya, cuma beruntungnya masih dapat dipakai karena yang hancur cuma alasnya doang sih. bingungkan? sama gue juga bingung.
pulang, tidak terlalu banyak obrolan, dan obat bius yang mengenai dennis itu ampuh, dia tak bergerak dari kami keluar TMII sampai keluar tol. sebelum kembali ke rumah dwiky, kami beristirahat di mcd, kalau malam kami hanya berempat, sekarang berlima. keabsrudan itu kembali terjadi. dwiky dan gue sama-sama memiliki pemikiran kalau kuloh makan, akan di taruh dimana piringnya? kalau waktu di kfc, dia menaruh piring bekas makannya di bawah kursi, udah kaya ke kondangan. dan sekarang yang terjadi, dia menaruh bekas tempat makannya di meja sebelah, dia beli es krim pun bekasnya di taro di meja sebelah. entahlah dia malas untuk tempatnya kelihatan berantakan atau gimana yang pasti dia akan mengeluarkan kata ampuhnya Gue bayar! ketika dia berbicara itu, sontak kami ketawa!
di saat perjalan pulang, kami kembali menepi di suatu tempat, karena deardo mau membeli jas hujan, oke di mobil tersisa hanya kami bertiga, kuloh, denis, dan gue. obrolan kami mengerucut soal perempuan! dan kenapa kami masih tidak rela meninggalkan status single kami.
apa kata mereka?
Kuloh : Karena, single itu bebas, mau modusin banyak cewek juga engga ada yang larang.
Dennis : karena, bebas, engga terikat.
Gue : karena, sibuk dengan bermain kata dan belum niat.
dan dennis, bercerita tentang rencananya tentang episode sruputan kopi darat yang nun jauh disana, KARAWANG! yang akhirnya gue dapatkan, kopinya ternyata zonk, tidak sesuai dengan harapan dia, ya maklumlah cinta doi habis di bogor, eh tepatnya sih mantannya.
**
inilah akhir dari cerita perjalanan pertama kali kami ke TMII dan meski susah dicerna, yasudahlah, karena ini hanya imajinasi saya saja ya.
ada pelajaran yang perlu dipetik, kalau mau pergi ke suatu tempat yang sudah lama tidak dikunjungi pastikan harganya berapa untuk persiapan membawa uang, dan jangan mudah percaya dengan kejadian yang sudah lama terjadi.
demikianlah cerita yang absrud dan tidak jelas ini. terima kasih dan sekian.
No comments:
Post a Comment