Monday, July 21, 2014

Trip Tiga : D.I.Y ( Bagian Satu)

Akhirnya kesampaian juga pergi ke kota pelajar ini, kota yang sesungguhnya sudah menjadi harapan gue untuk pergi kesini dan masuk ke dalam impian pergi di tahun ini. kota yang selalu menyimpan cerita dan selalu istimewa di hati. Kota yang lebih ramah dan nyaman dibandingkan dengan Ibukota yang jahatnya melebihi ibu tiri.

Sekarang, mari kita mulai semuanya....

Bentar, memangnya ini trip ketiga? Bukannya baru pertama kali masuk ke dalam catatan perjalanan di blog ini?

Kembali ke masa lalu.



Otak gue mulai teracuni cerita dari film X-Men terbaru yang dimana mengisahkan masa depan para mutan yang terus diburu oleh steniel dan mencapai ke titik kepunahan dari mutan akibat kesalahan yang dilakukan oleh Raven di masa lalu. Akhirnya Logan lah yang dikirimkan ke masa lalu untuk mencegah Raven membunuh ilmuwan yang menciptakan robot pemburu tersebut untuk mengubah sejarah di masa depan.

Namun sayangnya gue bukan mau cerita tentang film X-Men, tetapi ehm –bisa dilihat lah dari judulnya sendiri gimana ya?. Film X-Men aja boleh kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depannya, masa kita engga boleh kembali ke masa lalu? Boleh dong, boleh aja ya.hehe . dan, kembali ke masa lalu pun bukannya engga bisa move on juga kan? Tapi sih katanya ya, kalau masih rindu dengan masa lalu berarti kehidupan di masa sekarang mengalami kemunduran makanya rindu masa lalu.

Yang Bertahan dan Yang Berjuang.

Pikiranku langsung melayang kemana-kemana saat mendengar kalimat tersebut. Kalimat yang sederhana namun sanggup membuatku bertanya-tanya. Bukankah kita semua memang perlu yang namanya bertahan dan berjuang? Bukankah dalam bertahan itu butuh yang namanya perjuangan? Dan, memang berjuang tidak selamanya identik dengan bertahan. Lalu, mengapa hal ini menjadi sebuah pertanyaan?

Bila dalam sepakbola ada sebuah istilah menyerang ialah pertahanan terbaik. Perjuangan yang dilakukan dalam penyerangan butuh kerja ekstra keras untuk dapat membongkar pertahanan lawan untuk mencetak gol dan meraih kemenangan, namun disisi lain pun negative football yang memainkan taktik tidak indah dan cenderung membosankan dengan memarkirkan bis, pesawat, bahkan tank sekalipun di dalam lapangan lebih pasnya dalam pertahanan sendiri, hampir sebagian pemain bertahan untuk menjaga keunggulan atau mencegah supaya tidak kebobolan.