Monday, July 21, 2014

Kembali ke masa lalu.



Otak gue mulai teracuni cerita dari film X-Men terbaru yang dimana mengisahkan masa depan para mutan yang terus diburu oleh steniel dan mencapai ke titik kepunahan dari mutan akibat kesalahan yang dilakukan oleh Raven di masa lalu. Akhirnya Logan lah yang dikirimkan ke masa lalu untuk mencegah Raven membunuh ilmuwan yang menciptakan robot pemburu tersebut untuk mengubah sejarah di masa depan.

Namun sayangnya gue bukan mau cerita tentang film X-Men, tetapi ehm –bisa dilihat lah dari judulnya sendiri gimana ya?. Film X-Men aja boleh kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depannya, masa kita engga boleh kembali ke masa lalu? Boleh dong, boleh aja ya.hehe . dan, kembali ke masa lalu pun bukannya engga bisa move on juga kan? Tapi sih katanya ya, kalau masih rindu dengan masa lalu berarti kehidupan di masa sekarang mengalami kemunduran makanya rindu masa lalu.


Masa lalu itu engga selamanya menghadirkan kebahagiaan yang selalu ingin dikenang dan disimpan rapat-rapat dalam ingatan, sayangnya masa lalu pun menghadirkan kesedihan yang ingin dilupakan malah selalu hadir muncul secara perlahan dan menghadirkan rasa sakit dan benci ketika sedih itu muncul. Bukankah rasa sedih dan bahagia itu muncul untuk membuat kita belajar mengenai arti hidup ini? kita memerlukan keduanya dalam dosis yang tepat.

Perlahan-lahan ingatan itu muncul, seperti pencuri yang mengendap-endap lalu mencuri apa yang bisa ia curi. Tidak, pencuri kali ini tidak bekerja untuk mencuri sebuah ingatan atau apapun lainnya, tetapi pencuri itu malah bekerja untuk menghadirkan rasa bersalah yang telah lama disimpan rapat atau malah hampir saja terlupakan pernah melakukan kesalahan tersebut.

***
Siang yang lumayan panas dengan tingat keterikkan matahari yang lumayan parah membuat langkah kaki untuk berangkat ke kampus itu rasanya malas dan lebih ingin untuk berleha-leha di atas kasur dengan melawan panas di luar dengan pendingin ruangan. Sayang seribu sayang hal kedua adalah hanya sekedar menjadi mimpi dan tidak untuk menjadi nyata, karena kuliah siang itu yang menjadi penghalangnya.

Selalu ada hal yang baik tercipta di saat keadaan pun tidak baik, ada hikmah yang dapat diambil dan untuk kali ini hikmah itu lahir saat ajakan untuk nonton film X-Men dari seorang yang bisa dikatakan partner in crime jaman kuliah di Rawamangun sebelum pindah ke Pejaten –sebenarnya sih Pasar Minggu tapi biar keren aja sih. Jaman dulu entah sering atau lumayan sering nonton bareng, anaknya asyik dan saat jumpa pertama dengan dirinya ada rasa ketertarikkan terhadap dirinya. Iya, sayangnya hanya tertartik biasa dan tidak lebih, lebih sayangnya lagi dia sudah memiliki pasangan sekarang. Ya udahlah ya kalau begitu.

Saat nonton film tersebut gue seperti biasa mencoba menerka bagaimana cerita filmnya dan sambil menikmati film tersebut. Lalu, saat cerita Logan didelegasikan untuk kembali ke masa lalu menggantikan Charles atau Eric karena dia memiliki penyembuhan diri yang cepat. hingga akhir ceritanya Logan berhasil mengubah sejarah masa depan yang membuat gue mengerutkan kening ketika Scott dan Jeane muncul lagi. Kalau engga salah, dua orang tersebut mati di X-Men : The Last Man Stand. Scott hadir lagi! Yeah! Dari jaman X-Men pertama kali muncul gue demen sama dia! dari matanya bisa keluar sinar-sinar gitu.

Gue kembali berpikir, enak kali ya kalau bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki masa lalu tapi yang bakal engga enaknya adalah masa depan gue akan berubah menjadi sebuah misteri lagi atau pas kembali ke masa depan dari masa lalu yang ada gue bingung dengan keadaan sekarang. Oke, baiklah kalau gue masih ingat tentang kejadian yang seharusnya terjadi namun orang-orang disekitar gue akan lupa apa yang seharusnya terjadi sebelum gue memperbaiki masa lalu tersebut.

***
Dan, kalau bisa kembali ke masa lalu lagi. Gue mau ketemu sama satu orang yang gue pun lupa siapa namanya. kembali hanya untuk minta maaf lagi kepadanya, kesalahan gue simpel sih sebenarnya tapi ya kurang ajar gitu juga. Sudah lah ya, engga baik ngomongin kesalahan juga.

Kalau nanti anak gue lahir –maksudnya buku- gue mau nulis di kata pengantarnya nama dia, tapi gue lupa. Jadi gimana dong?

Atau kalau tidak bisa kembali ke masa lalu, iya semoga aja masih ada kesempatan untuk ketemu sama dia nanti di masa yang akan datang atau dikehidupan yang akan datang. Kalau pun dia menemukan tulisan ini dan masih inget gue, maap yak!

Lalu selanjutnya, yang ingin gue perbaiki adalah semau dari rasa perasaan ini. entah mengapa sejak pertemuan pertama dengan perempuan satu ini begitu menarik hati gue, kayak ada kupu-kupu yang lagi terbang di perut gue dan menghasilkan getaran-getaran yang membuat gue bingung.

Lidah gue selalu kelu untuk berbicara, jari jemari saat mengetik obrolan dengannya jadi aneh, otak gue tidak bisa dengan cepat menghasilkan berbagai macam topik pembicaraan hingga akhirnya obrolan itu terputus di tengah jalan. Bahkan yang nyeseknya adalah ketika ngajak ngobrol dia malah bilang ini juga lagi ngobrol di chatting. Huft.

Tenang, gue pernah kok ngobrol sama dia. iya setidaknya, basa-basi sebentar. Saat nikahan abang gue dan gue ketemu sama dia. dia manis banget, beneran deh! Ngobrol sama dia? engga ah, malu.

Bahkan, karena dia gue sanggup untuk menuliskan satu novel yang memang belum kelar-kelar ini, kalau ini tentang kehamilan mungkin udah buncit banget dan perlu operasi untuk ngeluarin bayinya.

Dia yang sanggup untuk mengubah hidup gue, setidaknya semangat gue. senyumannya meruntuhkan seluruh keberanian gue. perempuan ini aneh, ketika gue jatuh cinta terhadap orang lain, hati gue dipenuhi oleh bayangan dirinya kembali. Saat gue jauh dan tidak dekat dengan siapa pun, sama seperti dia yang juga jauh dari gue.

Sejauh apapun gue melangkah, sejauh apapun gue berlari. Langkah kaki gue tertuju ke arahnya dan dia seperti rumah yang selalu gue tuju dan rindukan, meski itu hanya sesaat atau hanya dalam bayangan gue saja.

Semuanya hadir di dalam keanehan yang tidak pernah gue bayangkan sebelumnya. jatuh cinta itu memang sederhana dan biasa saja, namun saat jatuh cinta bisa ngebuat kita lupa akan daratan. Kita bisa menjadi gila karena cinta.

Cinta adalah obat yang paling mujarab untuk kita bahagia dan sehat dengan kesederhanaannya, namun dengan cepat juga cinta bisa membuat kita sakit oleh karena cinta. Membayangkan dia hadir dengan sayap-sayap dengan tubuh yang berkilauan dan berbentuk seperti malaikat sama dengan namanya.

Namun, kalau gue kembali ke masa lalu. Apakah gue bisa memperbaiki kesalahan gue yang dulu? Saat bertemu dengan orang yang gue jatuh cinta di waktu yang salah sehingga menjadikannya selingkuhan, atau menghindari pertemuan dengan malaikat satu ini agar tidak memiliki rasa yang aneh ini? atau, apakah ini yang dinamakan dengan jodoh dengan konsep jodoh takkan pergi kemana? Dapatkah kamu menemukan jawabannya?

Langkah kakiku terhenti sejenak. Memikirkan semua yang pernah terjadi. Memikirkan apa gunanya gue kembali ke masa lalu lagi hanya untuk memperbaiki di masa lalu bila di masa depannya akan gue ulangi kesalahan yang sama? Kenapa tidak membiarkan kesalahan yang lalu menjadi pelajaran untuk tidak dilakukan lagi di masa depan?

Semua kesalahan itu pasti akan ada. Semua kenangan di masa lalu adalah sebuah kenangan yang tidak perlu disesali untuk lama-lama. Kita hidup di masa kini, bukan di masa lalu. Pilihan yang menentukan masa depan adalah masa sekarang, bukan masa lalu dan masa lalu tidak lah berkuasa atas masa depan. Itulah kata-kata yang sering gue dengar dari orang banyak.

Mungkin, kata-kata itu benar. Kita tidak selamanya untuk hidup dalam bayangan kesalahan masa lalu yang ada kita persiapkan masa depan di masa sekarang dengan sebaik-baiknya.
Bila, gue bertemu dengan malaikat kecil itu nanti. Apakah aku harus memberitahukan apa yang gue rasakan? Atau apakah mungkin dia memiliki perasaan yang sama dengan yang gue rasakan?

Masa lalu. Terima kasih untuk semuanya.
Masa lalu, terima kasih karena gue pernah ketemu dengan orang-orang yang hebat!
Orang yang setia meski harus terluka.
Terima kasih masa lalu.
Sekarang adalah sekarang. Sekarang bukan masa lalu.

Demikian juga masa depan.

No comments:

Post a Comment