Akhirnya
kesampaian juga pergi ke kota pelajar ini, kota yang sesungguhnya sudah menjadi
harapan gue untuk pergi kesini dan masuk ke dalam impian pergi di tahun ini.
kota yang selalu menyimpan cerita dan selalu istimewa di hati. Kota yang lebih
ramah dan nyaman dibandingkan dengan Ibukota yang jahatnya melebihi ibu tiri.
Sekarang,
mari kita mulai semuanya....
Bentar,
memangnya ini trip ketiga? Bukannya baru pertama kali masuk ke dalam catatan
perjalanan di blog ini?
Iya,
memang ini baru pertama kalinya masuk ke dalam catatan, cuman kalau untuk trip
sudah ketiga kalinya. Pertama, Anyer. Kedua, Kepulauan Seribu. Dan ketiga,
Jogja!!
Semua
rencana dimulai dari bulan Maret dan benar-benar baru fix untuk penentuan
tanggal jalannya baru di mulai bulan April. Sebenarnya sih, awalnya gue punya
kemungkinan membatalkan keberangkatan ke Jogja kali ini karena berhubung ada
acara di tanggal yang ditetapkan semula tapi sepertinya Jogja pun memang jodoh
untuk jalan-jalan bersama dengan teman-teman sejurusan yang gokil!
Rencana
awalnya, kita akan berangkat ke Jogja di akhir bulan Mei yang tanggal merahnya
banyak jadi. Namun, pada kenyataannya gue mendapatkan kerjaan yang harus
membatalkan rencana itu tapi ngeheknya kerjaan itu malah gue lepas karena males
dan engga ada kabar kepastiannya. Beberapa teman gue yang mesen tiket ke Senen
akhirnya pergi membeli tiket ke Jogjanya.
Pulang-pulang,
mereka malah ngasih tahu kalau trip ke Jogjanya di undur karena di akhir Mei
engga dapat tiket dan setelah di undur gue bisa ikutan ditambah dengan beberapa
teman gue yang lainnya yang nambah untuk ikutan. Jadi, ada dua rombongan yang
berangkat. Pertama, mereka yang pertama mesen tiket berangkat pada kamis siang
dari Senen dan kedua adalah rombongan yang menyusul dengan kereta malam ke
Jogja pada Rabu malam.
Hari
demi hari kita hitung kapan keberangkatannya ke Jogja. Sumpah, anak-anak pada
engga sabar untuk ke Jogja, selain anak-anak jurusan Sosiologi ada lagi anak
dari Politik dan Hubungan Internasional, dan lebih konyolnya lagi kita berhasil
membujuk satu dosen baru, kita menculik dosen untuk pergi ke Jogja. MENCULIK!!!
***
Nama
kereta yang akan ditumpangi adalah Progo, berangkat pada pukul 22.30 dari St.
Senen ke St. Lempuyangan. Janjian jam sembilan malam di Indomaret lantai dua.
Begitulah kesepakatan awalnya antara gue, Salma, Ican, dan Wulan setelah
membeli tiket kereta yang akan mengantarkan kami ke Kota Berhati Nyaman.
Daftar
yang penting sudah tenang, disana kita akan menginap di rumahnya Ican yang
tidak jauh dari Malioboro. Lumayan ngirit uang.
Teman-teman
yang di Jogja udah gue hubungin biar bisa menjamu gue di kotanya. Ceklist!
Hingga
akhirnya, Minggu tiga hari sebelum keberangkatan. Muncullah masalah itu, satu
orang mengatakan dia tidak bisa ikut pergi karena tidak mendapatkan ijin dari
orangtuanya, keesokkan harinya satu orang lagi ikutan untuk tidak ikut. Saat
itu, kami yang pergi dengan tenang mengatakan yaudah gapapa kalau engga bisa mah. Tapi masalahnya terjadi di hari
Selasa ketika satu orang ini jadi labil antara mau ikut dan tidak sampai bikin
orang kesal.
Sampai
malam Selasa. Belum ada kepastian dan karena tanpa kepastian itu tiketnya
dirobek lalu diberikan kepadanya agar dia yang pegang sendiri.
Malam
keberangkatan, dengan uang seadanya gue berangkat dan ketemuan di minimarket di
Stasiun Senen. Setelah kumpul semua, kami turun kebawah dan mengantri untuk
masuk, saat ngantri dua orang pergi ke toilet karena mengira antriannya panjang
dan tahunya antriannya cepat berkurang dan gue sama satu teman gue panik karena
yang pegang tiketnnya itu lagi ke toilet!
Beruntung.
Dia datang dengan cepat pas kami ada di depan abang-abang yang meriksa tiket.
Tapi, satu orang lagi masih ketinggalaan di toilet! Lebih konyolnya lagi, lima
belas menit sebelum keberangkatan kami masih nunggu teman yang di toilet itu.
dia harus ngantri ulang lagi karena kami bertiga sudah masuk ke dalam,
antriannya cukup panjang dan yang ngantri di depan agak rempong. Kami teriakkin
supaya dia pindah antrian yang lebih pendek. Dan, VOILAAAA! Dia lebih cepat di
tempat antrian kedua!
Masuk
ke kereta dan berangkat. Pemandangannya... GELAP! Engga bisa lihat apa-apa!
Kebosanan
setelah memasuki daerah Bekasi mana tahu, kami mulai iseng dengan foto-foto
pake tongsis, karena anti mainstream atau emang gila, ya kami foto pake flash
dan ketawa-ketawa aja padahal yang lainnya udah pada tidur.
Bosan
mulai hadir. Tidur lah gue diperjalanan.
***
SELAMAT PAGI, JOGJAAAAAAH!!!
Inilah
kali kedua gue menginjakkan kaki di kota istimewa. Kali pertama itu masih bocah
umur tujuh atau berapa pokoknya masih SD. Dari Lempuyangan kami ke rumah teman
yang ada di Taman Sari dan naik becak.
Di
perjalanan, gue sama teman gue satu lagi merasa berdosa dan engga enak gimana,
obrolan kami saat itu tentang tukeran becak. Karena yang bawa kami, aki-aki dan
kami berdua cukup besar dan berat bila di dorong oleh aki-aki. Sebelum rencana
itu terealisasikan, sebuah bencana terjadi.
Lampu
merah dilewati dengan aki-aki dorong, setelah dia naik dengan anteng dia gowes
lagi dan kami berdua lihat lobang di depan kami. Satu, dua, dan tiga! Becak
kami oleng, jatuh ke sisi kiri dan berhenti karena menabrak trotoar. Dengan
kesigapan, gue berhasil keluar dari becak dengan meloncat. Gue langsung ambil
tas dan gantian sama teman gue yang kecilan.
Engga
tega lihat aki-aki itu, harusnya dengan umur segitu dia bisa dirumah dan
menikmati usia tuanya, tetapi dia masih berjuang dan kerja tanpa ngeluh dan
masih bisa senyum. Teh manisnya tumpah karena jatuh tadi. Aduh,
Kata
teman gue satu lagi, aki-aki itu sempat melayang-layang di tempatnya saat
becaknya terjungkir.
Sebenarnya
engga tega mau cerita aki-akinya, cuman lucu aja. Dia engga tahu jalan tapi
pake NOS mulu untuk nyalip becak yang satu lagi.
Akhirnya,
kami sampai rumah. naro barang terus langsung ke ngasem untuk sarapan dan tidur
sambil nunggu kloter dua sampai nanti siang.
Siangnya,
setelah puas tidur kami makan di deket rumah. lumayan murah, cuman gue lagi
males makan jadinya makan es campur yang cuman tiga ribu dan itu enak! Setelah makan kita kembali ke
rumah, baru sorenya jalan ke pemandian puteri keraton. Sampai disana, tutup!
Lalu, pindah ke goa yang keesokkan harinya gue baru tahu kalau itu dipakai juga
untuk jadi masjid jaman dulu dan di terowongan itu bisa nembus ke Parangkritis
dan diyakini Sultan pernah ketemu Nyi Roro Kidul di terowongan tersebut
sehingga jalan ke tempat pertemuannya ditutup.
Telepon
sudah memanggil kami untuk menjemput kloter kedua di pasar ngasem lagi.
Sekarang, kami berlima dan cerita tentang malam pertama di Jogja disambung aja
ya daripada kepanjangan dan ngebetein bacanya.
fotonya di trip selanjutnya aja..
See
you!
No comments:
Post a Comment