Monday, August 19, 2013

Je-Be-Je

Perkenalkan nama gue, Jona calon mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta. Sebagai seorang calon mahasiswa baru yang baik dan terpesona dengan segala keindahan cerita kuliah di FTV yang begitu menjerumuskan orang dengan keindahannya, dimana kuliah bisa seenak jidatnya untuk masuk dan keluar kelas, bahkan sampai bisa pacaran di dalam kelas. Dipikiran gue saat itu, enak juga ya jadi anak kuliahan, bisa bebas!
Beberapa hari setelah pengumuman tentang penerimaan mahasiswa baru yang akhirnya membuat nama gue pertama kalinya masuk ke dalam koran! Akhirnya sujud syukur! Gue sebagai seorang yang buta dengan tentang kampus dan paling males kalau berangkat sendiri untuk ngurus hal itu, dengan sangat baiknya seorang cowok yang sudah memiliki KTP mengurus segala keperluannya bersama dengan keluarga lengkap mendampinginya!
Hari pertama lapor diri, ambil berkas dari bagian administrasi universitas dan ibu-ibu yang berada dalam gedung setelah memberikan satu map menyuruh gue untuk ke senior yang sesuai fakultas untuk lapor diri ke Fakultas dan Jurusan. Tanpa pikir panjang gue percaya dengan apa yang dikatakan oleh ibu-ibu itu, sebelum gue sempat menghampiri para senior itu ternyata mereka sudah berdiri di samping gue dengan senyum yang menyeramkan untuk gue.
“Dari jurusan mana? Coba di data dulu, Dek!” Ucap senior dengan segala kehangatan ketika menerima seorang mahasiswa baru.
Gue hanya cengar-cengir dan menulis data yang di minta dalam selembar kertas kakak senior itu, sebelumnya gue perhatiin dari deretan nama yang sudah lapor diri itu... gila yang sejurusan sama gue dikit! Kampret!
Setelah nulis data, gue dibawa ke suatu tempat oleh senior itu dengan alasan ada wawancara. Cuaca saat itu lagi mendung cantik dan gue dibawa kemana pun enggak dikasih tahu sama seniornya, untung senior yang bawa gue cewek dan ada dua orang cewek mahasiswa baru lagi yang perginya bareng gue. dari salah satu mahasiswa baru itu, ada satu muka yang farmiliar buat gue tapi gue dan dia sama-sama enggak pernah saling kenal, jadi ya udah daripada ambil pusing dan dibilang sok gimana jadinya gue pun pura-pura kalau enggak kenal juga.
Tempat pertama. Ruang sempit nan mungil nan kecil dengan cat berwarna pink!
“Selamat datang ke ruang BEM Fakultas Bahasa dan Seni, maaf ya kalau ruangannya berantakkan!” sambut kakak senior perempuan dengan senyum-senyum yang akhirnya pun gue dan dua orang tadi membalas senyumnya.
“Kalian isi formulir ini dulu ya buat di data. Sebelum masuk wawancaranya!” Lanjut kakak perempuan ini sambil menyerahkan formulir dan selembar kertas yang di cap sebagai bukti bila sudah mengikuti wawancara di BEM Fakultas.
Sebenarnya gue pengen bilang tadikan udah nulis data tapi berhubung gue calon junior yang baik, jadinya gue nurut aja sama permintaan dari calon senior. Setelah menulis data, kami bertiga pun di pencar dalam wawancaranya, berhubung karena mereka sejurusan dan sama-sama cewek jadi dengan alasan itu mereka di wawancaranya barengan, sedangkan gue sendiri sama senior yang kelihatan asyik. Dari yang gue lihat seharusnya banyak pertanyaan di kertas itu, gue cuma di tanya tiga atau empat pertanyaan setelah itu selesai, padahal teman yang barena sama gue tadi belum kelar.
Oleh senior gue yang ternyata anak jurusan Bahasa Inggris tadi, gue di bawa ke tempat kedua.
Tempat kedua. Ruang yang agak kegedean nan berantakan.
“Permisi, ini ada mahasiswa baru jurusan Bahasa Jerman...” kata senior yang membawa gue tadi ke orang-orang yang berada di dalam ruangan itu dan langsung pergi meninggalkan gue yang masih dengan kepolosan mengamati ruangan itu.
Awalnya gue berpikir kalau, para senior itu menyeramkan dan galak-galak ternyata ketika gue bertatapan langsung. Biasa aja.
“Halo... silahkan mengisi data ini dan kalau ada yang enggak ngerti tanya aja ya,” seorang senior cowok dengan senyum menyerahkan kertas yang lumayan tebal dari sebelumnya.
Ini gue mau kuliah atau ngapain sih, kayaknya dari tadi nulis data mulu! Rutuk gue dalam hati.
Sambil mengisi data dan pertanyaan wawancara yang tersedia di kertas itu, gue pun ikutan nguping pembicaraan gosip para perempuan. Mulai dari kejengkelan mereka dengan dosen dan curhat mereka tentang perkuliahan, hingga akhirnya seorang perempuan yang bernama Maya bertanya kepada gue yang masih asyik ngisi.
“Lo kenapa pilih Bahasa Jerman?” tanya Maya dengan cukup bersahabat sambil mengamati tulisan gue.
“Karena peluangnya gede,” jawab gue singkat dan tenang.
“Awalnya, di SMA udah belajar Bahasa Jerman?”
Gue menggeleng lemah dan menatap bingung Maya yang malah melanjutkan obrolannya dengan teman-temannya lagi.
“Ini ka, terus kemana lagi?” tanya gue bingung memberikan kertas yang sudah gue isi dengan asal-asalan dan mempertimbangkan keamanan dari setiap jawaban yang gue berikan itu.
“Ini yang non, wawancaranya dimana?” Maya terlihat bingung sendiri untuk menjawab dan teman-temannya yang lain pun pada enggak tahu, “Yaudah deh, kalau gitu selesai aja, nanti kita kabarin lagi ya, Danke!”
Akhirnya selesai juga hari pertama yang cukup aneh ini, besok gue kembali lagi untuk mengurus yang belum selesai hari ini.
***
Hari kedua.
Hujan masih setia menguyur kota Jakarta dan berhubung karena hujan akhirnya kembali datang ke kampus bersama keluarga, lengkap!
Kembali menghampiri loket tempat kemarin dan menyerahkan bukti pembayaran beserta dengan data pribadi, setelah itu disuruh untuk tes kesehatan mulai dari rontgen sampai tes buta warna.
Sambil antre, mata pun berkeliaran untuk melihat cewek yang cakep dan dari semua yang terlihat mereka bersama dengan seorang cowok yang setia menemaninya dan kalau pun ada paling banter bareng sama bokap atau nyokap di sampingnya. Akhirnya gue mengurungkan niat gue untuk ajak kenalan dan menunggu dengan segala kebosanan yang hinggap dalam diri gue.
Akhirnya semua kegiatan hari ini pun berlalu, sebuah berkas yang diminta akhir komplit dan secara sah sudah beralih status dari siswa menjadi mahasiswa. Menempuh satu jenjang kehidupan yang lebih terlihat menyenangkan dan santai, kelihatannya.

Dan dua minggu lagi baru akan kembali ke kampus ini untuk pembekalan ospek. Tunggu! Ospek? Hal yang membosankan dan menyeramkan itu harus gue jalani, entah apa yang akan terjadi pada hidup gue nanti. Boleh di skip enggak ospeknya?

No comments:

Post a Comment