Sunday, May 18, 2014

Balada Pengagum Rahasia!


Kegiatan apa yang paling menyedihkan namun menyenangkan ketika dilakukan? Mungkin, menjadi seorang yang mencintai dalam kesendiriannya tanpa berani untuk berucap atau bahkan tak berani untuk berkenalan padahal ia telah jatuh cinta terhadap orang tersebut.

Ah, memang jatuh cinta sepertinya aneh dan tidak masuk akal. Terkadang kita dapat jatuh cinta terhadap orang lain tanpa kita sadari, bahkan sesaat ketika menolak untuk mengakui di bibir namun pada kenyatannya dalam hati sudah mendekap asa dalam bayangannya yang menghantui lini per lini dalam otak ini.


Jatuh cinta dalam waktu yang salah. Cinta memang tidak pernah salah, namun terkadang waktu dan orangnya yang salah. Iya, seperti pada saat jatuh cinta terhadap orang yang telah memiliki pasangan atau jatuh cinta untuk kedua kalinya yang seharusnya tidak baik untuk dilakukan, jatuh cinta saat sudah memiliki pasangan.

Rumit. Memang rumit bila memahami tentang jatuh cinta.

Namun, untuk memahami cinta dan bagaimana caranya cinta itu jatuh, tidak perlu untuk belajar mengenai fisika atau kimia, tidak perlu memahami teori gravitasi, hanya cukup rasakan dan yakini saja. Biarkan cinta itu hidup dalam kesederhanannya dan bertumbuh hingga akhirnya ia berbuah.

Cinta itu suka untuk dipaksa, ia akan datang secara perlahan dan diam-diam melangkahkan kakinya hingga kita tidak sadar telah dimabukkannya. Cinta itu pun terkadang tidak memerlukan alasan-alasan yang mengiringi mengapa dapat jatuh cinta terhadap orang itu, bukannya tidak semua yang terjadi harus memerlukan alasan?

Berjalan. Melangkah. Tiba-tiba ia hadir dalam wujud keindahan yang mengagumkan hingga membuat lidah ini sulit untuk digerakkan dan bibir tertutup rapat, keberanian yang telah hadir sebelumnya langsung berubah menjadi asap yang dihembuskan oleh angin lalu menghilang entah kemana tanpa jejak.

Iya, cinta itu hadir tanpa disadari, tanpa diundang, dan tanpa perantara. Kehadirannya seakan telah direncanakan oleh semesta dengan teliti, dan semua terjadi begitu saja, begitu saja yang membuat kita merasakan bila cinta itu hadir secara tiba-tiba sekerjab delikkan mata.

Salahkah cinta itu? mengapa terkadang cinta dihadirkan oleh sang semesta disaat waktu yang tidak tepat dan meluluhlantakkan keberanian di dalam diri ini? salahkah cinta itu? cinta tidak pernah salah. Itu kata orang-orang, iya, cinta memang tidak pernah salah.

***

Semuanya terjadi begitu saja dan aku tidak mengerti tentang mengapa, kenapa, apa, dan bagaimana awal mulanya dapat terjadi. Yang paling membuatku bingung ialah ia tumbuh begitu saja dalam rasa suka ketika melihatnya senyumannya setiap pekannya, lalu tanpa kukenal siapa gadis itu rasa dalam hati ini tetap tumbuh liar dengan subur tanpa perlu kurawat hingga besar.

Gadis itu hadir, eh, bukan. Gadis itu memang selalu ada disana setiap minggu dan di saat yang sama terkadang aku dapat melihat gadis itu sedang bersendau gurau dengan teman-temannya. Tertawa dan tersenyum, dua hal yang membuatku benar-benar senang melihatnya saat dua hal itu sedang berada di wajahnya yang manis.

Berkat kecanggihan teknologi, aku memanfaatkannya untuk mencari tahu tentang identitas gadis tersebut. Satu per satu akun yang dapat berkaitan dengan dirinya di media sosial kubuka hanya untuk mencarinya. Sekali lagi, aku tidak mengenal namanya namun otak ini sudah merekam wajah dan senyumnya.

Entah karena aku memiliki bakat untuk menjadi intel atau gimana dengan mudahnya aku mendapatkan identitasnya. Namanya sudah kucatat sebagai hipotesis sebelum diuji kebenarannya, namun feeling sih mengatakan yang kutemukan saat itu dialah orangnya. Gadis yang memiliki senyuman manis itu.

Dari kelompok temannya, ada yang kukenal dan aku berusaha masuk mengali lebih lagi dari dia. pertama dan terakhir kalinya aku bertanya kepada temanku ini mengenai kebenaran data yang kuperoleh. Hasilnya? Bagus! Benar data yang kuperoleh ini!

Selanjutnya, aku memendam rasa ini. kata dosen saya, sebagai anak jurusan sosiologi kepo itu harus dan baik, karena dari kekepoan kita bisa mengetahui apa yang terjadi di dalam masyarakat dan bisa lebih peduli. Lalu, ketika teman saya mengatakan hal itu lagi saya menambahkannya menjadi; Kepo itu memang baik, namun kebanyakkan kepo sakit hati!

Sederhana, bahkan sangat sederhana dalam merasakan kebahagiaan ini, namun sayangnya kebahagiaan yang sederhana ini dengan anehnya dapat membuat rasa sakit hati yang sederhana pula.

Saat melihat gadis itu sedang berkicau sesuatu yang bahagia, rasanya ingin tersenyum karena mengetahui gadis pujaan hati sedang bahagia. Namun, sayangnya dari kebahagiaan yang sederhana ini, agak miris dengan ucapan seandainya yang bikin bahagia itu gue, oh seandainya. Atau, ketika dia sedang berkicau sesuatu tentang dia sakit atau sedih, rasanya ingin menawarkan bantuan untuk meringangankan bebannya atau menjengkuknya dia saat dia sedang sakit. Namun, yang jadi permasalahannya ialah... siapa gue untuk dia? kenal aja enggak malah nawarin bantuan atau kucluk-kucluk ngejengkuknya yang ada disangka orang gila.

Ketika berpapasan dengan gadis itu secara langsung, degup jantung langsung berderu-deru seperti mau perang, napas mulai tidak teratur, konyolnya lagi lutut langsung lemes coy! Lihat senyumnya itu loh yang enggak nahan, kalau ini lagi di acara tipi kayaknya yang bakal aku lakukan itu... angkat tangan dan melambaikannya ke arah kamera!

Gadis itu pula yang membuatku menyukai menunggu hari minggu, karena alasannya pun sederhana hanya dia hari minggu lah aku dapat melihatnya. Aku hapal saat dia tersenyum. Aku hapal saat dia memegang mik saat bernyanyi. Aku hapal saat dia menutup satu telinganya untuk mendengar suaranya. Aku hapal ketika dia berjalan menyusuri lorong dan masuk ke dalam satu ruangan. Aku hapal tanpa dia bercerita kepadaku, aku hapal tanpa sedetik pun kami berbincang.

Tak ada tegur sapa. Hanya ada aku yang mengenal dirinya dan kisah tentang hidupnya, tanpa sekalipun dia mengetahui tentang siapa diriku yang memperhatikannya dalam diam-diam.
Aku bukannya tidak berani untuk menegurnya, bukannya pula menjadi seorang yang cupu, tetapi... aku hanya merasa belum saatnya untuk keluar dari gelap ini. gadis itu terlalu terang, cahayanya menyengat kulitku hingga kutak mampu untuk dekat dengannya.

Ketika dia menghilang tanpa kabar, ketika suatu minggu aku tak menemukan keberadannya ada rasa rindu yang muncul dari dalam hati, ada rasa penasaran tentang keberadannya yang selalu kurindukan seperti aku selalu merindukan langit senja.

Atau ketika akun sosialnya berbulan-bulan tidak berkicau lagi, ada rasa khawatir tentang keadaannya yang menghilang.

Semuanya nyata, namun aku selalu berharap bila ini hanyalah sebuah mimpi yang tak menjadi nyata. Biarlah ini hanya sebuah mimpi. Mimpi yang terlalu indah mengenai gadis yang selalu kulihat di ujung lorong. Seorang gadis yang akhirnya akan kupanggil bidadari di ujung lorong.

Bidadari yang hadir membawakan terangnya yang ajaib dalam kegelapan yang begitu pekat. Bidadari yang dengan senyumnya menawan langsung menyita perhatianku dan menahanku didalam penjara hati yang gelap dan mencekam. Bidadari yang tanpa banyak ucapan langsung hadir didalam otak dan rasanya ia akan tetap hadir seperti hantu.

Begitu tinggi dirinya yang membuatku tidak berani untuk mendekatinya, seandainya ini adalah cerita-cerita dalam dongeng yang terkenal itu, aku pun akan ikut untuk mengambil selendang dari bidadari tersebut agar ia tidak bisa kembali ke khayangan. Oh ya, aku pun pernah melihatnya sedang memakai semacam selendang yang sewarna dengan pakaiannya saat itu, masih tetap indah. Bahkan, sangat indah.

Bidadari itu berdiri di ujung lorong, tersenyum bersama dengan anak-anak kecil yang bermain dengannya, namun dalam hatinya aku memiliki firasat mengenai kesepian dan rasa hancur yang tidak aku ketahui alasannya. Aku tidak berani untuk menanyakan hal itu, siapa aku? Aku hanya orang luar yang tidak memiliki kuasa dalam hidupnya. Orang luar yang tidak berhak untuk mengetahui banyak mengenai masalah dalam hidupnya.

***

Seperti sebuah cerita-cerita yang tidak hanya mengenai kesedihan, tetapi ada kebahagiaan yang bercampur menjadi satu yang diramu dengan apik oleh semesta yang menciptakan skenario terindah. Semesta pula yang membuat semua terjadi dengan apa yang telah ia rencanakan sebelumnya. terima kasih, semesta!

Balada penganggum rahasia. Tidak semua orang dilahirkan memiliki keberanian untuk langsung mengungkapkan perasaannya kepada seseorang, tetapi ada beberapa bagian orang yang memiliki keberanian untuk menahan dan menyembunyikan perasaannya. Menutupnya rapat tanpa seorang pun tahu, menahannya secara diam-diam, menyembunyikannya seakan ia memiliki harta karun yang begitu berharga.

Tidak ada yang lebih menyakitkan selain melihat seseorang yang dicintai sedang bersama dengan orang lain, namun lebih sakitnya lagi seseorang itu bukanlah siapa-siapa, ia hanyalah bayangan dan tetap untuk menjadi fantasi selamanya.

Mereka yang memilih untuk menyembunyikan perasaannya bukannya ia orang yang lemah dan cupu, tetapi mereka adalah orang yang terpilih dan kuat. Baik,  hal tersebut dapat dijadikan hiburan dan alasan bagi mereka yang melakukannya.

Bagaimana tidak kuat?

Dapat bahagia dengan sederhana melihat dia, tetapi dalam sekerjap dapat langsung sedih sesaat melihat ada orang lain yang berada disebelah. Menahan perasaannya yang semakin lama semakin besar, apapun yang ditahan akan membuat sebuah rasa sakit yang semakin lama ditahan akan membuat rasa sakit itu semakin besar juga.

Cerita mengenai penganggum rahasia memiliki alur yang hampir sama dengan jatuh cinta yang langsung diungkapkan, perbedaannya hanya tidak memiliki keberanian untuk mengucapkannya dan bagian yang menyakitkannya saat orang yang disukai itu jadian dengan orang lain. Tetapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur.

Menjadi penganggum rahasia dibutuhkan keberanian dan kerelaan. Keberanian untuk mendapatkan kabar yang menyakitkan, keberanian untuk melihat komentar-komentar di media sosialnya atau kedekatannya dengan orang lain, keberanian untuk bersabar menerima cacian dari teman-teman, keberanian untuk merelakan ternyata ia hanya sebuah bayangan. Merelakannya untuk dapat bahagia meski alasan untuk kebahagiaan untuk bukan karena kita, merelakan rasa sakit, dan merelakan hati ini menerima rasa pahit, asin, dan asem tanpa sedikitpun rasa manis didalamnya kalau pun ada rasa manis itu hanya penyedap sebentar.

Terima kasih, untuk dua bidadari yang telah menemani otak ini berfantasi dalam menuliskan kata-kata dan dua bidadari tersebut adalah bidadari yang luar biasa yang sulit untuk dapat terjangkau oleh kedua tangan ini.

Dua bidadari itu adalah.


KAMU!

No comments:

Post a Comment