Tuesday, June 11, 2013

Endank Soekamti - Angka 8!!



“Sahabat sejati selalu di hati, Teman untuk selamanya!”

Di pagi yang sangat amat masih buta ini, sebuah lagu dari Endank Soekamti menemani gue ketika sibuk mengejar segala urusan kerjaan yang diperhadapkan dengan deadline. Lagu tersebut membawa gue untuk berhenti sejenak mengerjakan tulisan gue untuk menikmatinya dan kembali pada kenangan masa lalu, sebuah kenangan yang membuat gue merindukan mereka yang sedang berusaha mengais dan berjuang setiap mimpi-mimpinya.


Sebuah pertemanan yang diikat menjadi satu keluarga dibawah payung Osis Angkatan 26. Suka dan duka kami lalui bersama, setiap suka mereka adalah tawa bagi kami bersama, setiap duka mereka adalah tangis bagi kami bersama. Susah maupun suka kita lewati bersama dari awal kita mulai berkumpul hingga akhirnya kita meninggalkan sekolah tersebut yang membesarkan dan mengajarkan banyak hal, kita sudah seperti saudara yang tumbuh bersama di rumah yang membuat kita nyaman menghabiskan waktu bersama yaitu satu ruangan yang kecil yang bernama ruang osis.

Sebuah kenangan yang bahkan membuat gue tersadar bila sebuah tulisan gue tidak akan berarti apa-apa karena mereka.

Hei... apa kabar dengan keadaan mereka? Sudah lama tidak berjumpa rasanya, pasti mereka sudah banyak yang berubah, kehidupan keras selama perantauan atau kehidupan keras di kampus membuat kalian bertumbuh lebih kuat daripada sebelumnya.

Ah, gue merindukan waktu-waktu itu...

Merasakan bagaimana kerasnya kehidupan dan bahagianya masa-masa putih abu, bagaimana menjalankan sebuah acara, bagaimana berorganisasi, bagaimana rasanya mendapatkan cacian dari orang sekitar, bahkan sampai makan nasi yang terinjak oleh seseorang yang mungkin saja kalian sudah mengetahui siapa. Atau bagaimana mencari alasan kepada setiap guru untuk bisa keluar jam pelajaran mereka dengan berbagai alasan adalah hal yang membuat hal-hal tersebut menambah kesan saat memutar kembali masa-masa itu.

Hidup ini memang tidak selalu bahagia dan enak. Benar kawan! Kita pun sebelum dapat sukses dan berhasil seperti saat ini, kita merasakan hidup dibawah untuk menjalankan roda kehidupan untuk lebih baik lagi. Kita mendapatkan tempaan dari para senior dan alumni saat itu, semakin kita ditempa semakin kita berusaha untuk bangkit. Sebagaimana kita telah berusaha saat menjalankan acara LDKS dan PraLD dengan maksimal, kita mengalami masa dimana menjadi pelecut kita untuk bangkit, sebuah kalimat yang terasa tajam saat itu membuat kita introspeksi diri.

'Kalian itu angkatan bayangan!'

Ah... sakit rasanya ketika mendengar ucapan itu dan pada saat di ruang olahraga gue masih ingat kita berkumpul dengan aba-aba dari sosok kecil yang bercodet, kita hening namun tiba-tiba keheningan kita pecah saat orang itu lagi-lagi membuat suatu hal menjadi awkward moment. Hanya orang itu yang nangisnya paling kencang di antara kita semua.

Ketika kita tidak memiliki uang dan kelaparan yang kita lakukan hanyalah patungan untuk membeli nasi padang untuk makan bersama, bukan makan nasi pada satu orang satu tapi tiga atau dua untuk ramai dan itu nasi yang hanya dengan kuah karena keterbatasan dana yang kita miliki.

Hahaha... berat yang kita pikul bersama terasa ringan saat kita berbagi, bukan hanya soal organisasi tapi soal kehidupan pribadi pun kita sering bercerita dan berangkat darisana gue benar mengenal yang namanya persahabatan itu seperti apa.

Gue mengingat kembali beberapa kejadian dan saat liburan di puncak saat liburan kenaikan kelas itu, gue merasa iri ketika tidak ikut dengan kalian untuk menikmati liburan itu dan cerita yang gue alami pun berkurang bersama kalian.

Tapi bukan 26 namanya bila tidak pernah merasa bahagia, karena untuk kita bahagia itu sederhana. Bahagia itu cukup bermain bola atau basket sore hari, main bola sambil hujan-hujanan lawan anak bocah, kumpul bareng, ijin keluar kelas untuk nongkrong di ruang osis, dan banyak hal yang membuat kita menemukan alasan untuk tersenyum  dan tertawa karena bagi kita bahagia itu sederhana.

Mungkin kita adalah angkatan yang batu. Bagimana saat merasakan di awal-awal memakai pita biru yang setiap pulang sekolah hampir bisa dipastikan kita dikumpulkan dan menerima sarapan dari mereka para senior, gue ingat bagaimana sibuknya palur untuk melihat dan mengingatkan untuk memakai pita biru, atau ribetnya bulur yang setiap pagi selalu didatangi yang kehilangan atau ketinggalan pita birunya.

Tekanan demi tekanan kita hadapi bersama sampai akhirnya kita menyadari bahwa kita tidak akan selalu bersama lagi dalam bentuk fisik. Jalan yang kita lalui berbeda-beda demi menempuh satu tujuan yaitu keberhasilan dan melalui jalan inilah gue meraih setiap mimpi untuk akhirnya kita akan bertemu suatu hari lagi dan kita dalam keadaan yang sukses, tapi bila tidak sukses pun tidak menjadi masalah karena kita merupakan sekeluarga.

Bahagia itu indah ketika mengingat kenangan masa lalu yang penuh dengan segala kenangan. Bahkan beberapa hari belakangan ketika gue sedang intense kembali ke sekolah untuk membantu angkatan sekarang menjalani acara, yang terbesit dalam benak gue hanyalah kenangan masa lalu itu. Dimana ruang osis didekor untuk membuat kita nyaman, ruang osis yang dalam beberapa hari sekali di sapu atau bahkan keadaannya berubah. Saat jabatan tidak selalu menjadi hal yang terpenting dalam persahabatan kita.

Banyak perubahan yang terjadi di anak-anak yang sekarang, entah apa yang terjadi bila kalian melihat mereka nantinya. Gue tidak berani membandingkan karena memang jaman sudah berubah dan perubahan jaman pun yang membawa anak-anak sekarang menjadi manja dan bergantung pada keadaan.

Kita seperti angka delapan...
Selalu nyambung terus...
Tak pernah terputus...
Angka 8? Kita kan angkatan 26, 2+6=8! Yeah! Kita seperti angka 8 seperti yang dinyanyikan band asal Jogja, Endank Soekamti!

Sebuah awal dari perjalanan yang kita lewati bersama, pagi yang indah untuk mengingat setiap kejadian indah itu dan pagi yang membuat gue tersadar untuk segera berlari mengejar ketertinggalan gue dari kalian yang sudah jauh melampaui gue untuk mendapatkan impiannya.

Mungkin, kalau kalian membaca tulisan yang agak absrud dan berantakan ini. semoga kalian pun ikut merasakan kenangan itu kembali di dalam diri kalian, karena mengenang kalian adalah sebuah hal yang indah daripada mengenang sebuah kegagalan dalam berasmara.

Gue masih ingat ketika, di PraLD atau saat kita menjabat pun satu lagu yang menjadi kesukaan kita saat itu, Ingatlah Hari Ini. sebuah lagu yang mengingatkan kita arti penting dari persahabatan mungkin itu akan gue ceritakan di lain kesempatan bila satu target gue tercapai karena sudah dikejar deadline yang berlarut-larut.

Sahabat sejati selalu di hati...
Teman untuk selamanya...
Teman untuk selamanya...
Teman untuk selamanya...

Lagu Endank Soekamti pun kembali gue putar berulang-ulang untuk menemani gue menghabiskan pagi ini dengan segala kenangan masa lalu dan masa-masa putih abu bersama satu keluarga 26!

‘Kita akan kembali bertemu lagi suatu saat nanti! Karena Teman untuk selamanya, Long Live My Family!!’yakin gue dalam hati sambil menutup mata mengingat sisa-sisa sebelum memulai hari ini dengan satu tugas penting negara.


No comments:

Post a Comment