Monday, September 29, 2014

Gelembung Udara



Membahagiakan dan menyenangkan ketika meniupkan gelembung udara, melihat setiap hasilnya terbang ke langit. Tidak hanya satu, tetapi banyak gelembung yang berada di langit.

Gelembung udara itu bagaikan mimpi-mimpiku yang indah saat diterbangkan, ia akan terbang tinggi, sangat tinggi. Namun, sayangnya begitu rapuh dan tak dapat bertahan lama di langit.

Satu per satu, gelembung itu akan hancur. Seperti mimpiku yang satu per satu akan hancur saat aku merasakan indahnya mimpi itu.

Keindahan gelembung udara pun layaknya dirimu, yang indah namun tak rapuh. Menyentuhmu adalah sebuah impian diriku. Saat aku berusaha untuk menyentuhmu, kamu akan hancur.

Kamu menerbangkan aku tinggi ke awan ketika melihat indahnya dirimu, lalu dalam sekejab aku pecah atau terhempaskan angin hingga akhirnya semua hilang.

Meskipun kamu rapuh dan mudah hancur ketika berusaha kuraih, namun cukup membuat hatiku bahagia untuk melihat dan mengenalmu.

Ya, kamu memang bukanlah gelembung udara yang rapuh. Dan, kamu adalah seorang perempuan yang begitu spesial untukku. Begitu lembut dan terlihat menyenangkan untukku.

Kamu memanglah seorang perempuan, tetapi kamu seperti gelembung udara. Dan, aku tidak tahu bagaimana cara untuk dapat mendekatimu dan menyentuhmu tanpa membuat kamu pecah, lalu hilang.

Tetaplah untuk menjadi gelembung udara yang menyenangkan dan membahagiakan, meski tak dapat kuraih, biarlah keindahanmu selalu menjadi pemandangan untuk diriku. Meski setelah itu kau kembali hilang dari hadapanku.

No comments:

Post a Comment