Wednesday, August 6, 2014

Jalan Di Tempat!

Cinta itu random.

Gatau kapan di datang dan kepada siapa menjatuhkan pilihannya, tahu-tahunya dalam waktu yang tidak pernah kita duga kita sudah dipeluk oleh cinta itu. Ia datang tiba-tiba, lalu bila tidak menyadari kehadirannya ia akan hilang dalam seketika. Terkadang, kita dapat jatuh cinta terhadap orang yang tidak kita inginkan cinta berlabuh kepadanya dan terkadang pula kita jatuh cinta terhadap sahabat sendiri.

Tidak ada yang perlu dimengerti akan arti cinta. Tidak ada yang perlu diberikan alasan mengapa dapat jatuh cinta. Ketika terjadi hati langsung bergetar dengan rasa penasaran dan ingin bersamanya. Tidak selamanya cinta dilapisi dengan kata nyaman dan tidak selamanya cinta dihadirkan dengan segala keutuhannya yang membuatnya menjadi sempurna.


Di dalam kekosongan, tiba-tiba cinta dapat hadir. Di dalam keramaian, tiba-tiba cinta dapat hadir. Di antara rentang waktu dan jarak, cinta pun dapat hadir. Bila kata orang banyak, cinta itu seperti pipis di kolam renang, kita tidak bisa melihatnya tetapi bisa merasakan kehangatannya. Cinta itu seperti udara, kita tidak bisa melihat bagaimana bentuk udara, tetapi kita memerlukannya dalam hidup, tanpa cinta kita akan mati.

Merasakan jatuh cinta merupakan suatu hal anugerah terindah dalam hidup ini. Keindahan yang terasa ketika melihat senyumannya, melihat tatapannya, atau mendengar setiap kata yang terucap dari mulutnya, tingkah manjanya yang selalu dapat dirindukan, ngeselinnya ketika sedang masuk dalam waktu bulanannya, dan banyak hal yang hadir dalam cinta tersebut.

Tidak selalu cinta itu akan terucap dan berbalas.

Ada orang-orang yang memilih untuk menjaga cintanya dalam diam. Ada orang yang merasa sudah berjalan jauh saat usaha pendekatannya tetapi hanya berakhir jalan di tempat. Ada orang yang berani mengucapkan cintanya tidak peduli dengan apakah cintanya akan berbalas atau tidak. Ada orang yang berusaha untuk menampik rasa cinta yang perlahan hadir di dalam dirinya.

Jalan di tempat. Seperti dalam baris berbaris. Seperti marmut yang berada di atas roda, terus berlari merasa sudah jauh tetapi hanya berada di tempat sama dan dia tidak tahu kapan untuk berhenti.

Entah, apakah ini perasaan suka atau bukan? Ketika tiba-tiba di dalam otak memikirkan seseorang yang sama padahal sebelumnya tak pernah dipikirkan, orang tersebut selalu hadir saat kita merasakan sepi, senyumannya tergambar jelas dalam benak atau ketika melihat fotonya malah dapat merasakan suatu kebahagiaan tersendiri. Padahal, orang tersebut bukanlah siapa-siapa untuk kita, kenal hanya sekedar kenal dan ketemu dengan orangnya tersebut pun sangat jarang. Apakah ini kangen atau penasaran? Atau buruknya ini memang jatuh cinta?

Kampretnya, ketika kita jatuh cinta terhadap orang lain dan tiba-tiba bayangan orang tersebut hadir dalam bayangan kita. Orang tersebut seperti sedang menghantui kita dalam bayangannya, dia sama seperti cinta yang tiba-tiba datang tanpa disadari kehadirannya dan membebani pikiran kita.
Ah, rasanya ini seperti sedang berhalusinasi mengenai jatuh cinta yang jalan di tempat. Membuat segala alasan untuk menolak tidak jatuh cinta padahal dalam perasaan sudah jatuh cinta, ketika logika mencoba menolak perasaan.

Mungkin, aku telah jatuh cinta terhadap dia. tetapi, aku rasa aku hanya berjalan di tempat dan tidak tahu kapan untuk berhenti. Berlari untuk mencoba menjauh dari bayangannya, tetapi pada suatu titik akan kembali berhenti untuk mengingat dia. jatuh cinta kepadanya merupakan suatu anugerah, tetapi dibalik sebuah anugerah ada sebuah ketakutan yang membuat aku menolak untuk jatuh cinta.

Jatuh cinta itu seperti teka-teka silang yang harus dapat dipecahkan dan dijawab untuk menyelesaikan teka-teki tersebut. Jatuh cinta itu memang random, kita tidak bisa memaksakan kepada siapa dan kapan cinta itu hadir, untuk sebuah senyuman dan rasa yang hadir begitu saja seperti hembusan angin.

Mungkin kita tidak tahu kapan cinta itu hadir, tapi kita mengetahui kapan pertama kali kita bertemu dengan orang tersebut. Mungkin kita tidak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata saat melihat senyumannya yang manis dan saat dimana dia memanggil nama kita, tapi kita bisa merasakan bahwa ada yang berbeda untuk memaknainya.

Aku tidak tahu apakah ini benar atau tidak, tetapi semakin kuat kita menolak sebuah perasaan semakin kuat perasaan itu hadir. Dan, aku pun bingung apa yang sedang aku tulis untuk di bagian ini.

Cinta itu memang indah ketika ia hadir dan sakit bila cinta itu hanya berjalan di tempat tanpa kapan tahu kapan untuk berhenti. Untuk saling mengucapkan cinta dan bertumbuh bersama satu dengan yang lainnya.

Mungkin, iya aku memang jatuh cinta terhadap dirinya yang memberikan warna berbeda dengan pandangan-pandangan yang berbeda di saat aku membutuhkan ide untuk menulis. Mungkin benar, aku telah jatuh cinta untuk kesekian kalinya dan pertama kalinya aku mencoba untuk menampik rasa cinta yang perlahan hadir dan semakin lama memuncak ini.

Tidak perlu kata-kata yang indah untuk dapat membuatku tersenyum, cukup untuk melihat fotonya saat sedang tersenyum sudah membuatku terbang ke langit lapis ketujuh. Namun, semuanya terasa sia-sia ketika cinta itu hanya berada di satu tempat, hanya berjalan di tempat dan tidak tahu kapan untuk berhenti memendam cinta itu sendiri.

Pada suatu hari nanti, mungkin aku pun aku berkata kepada bidadari manis itu.


Berhenti yuk!

No comments:

Post a Comment