Ini merupakan kisah seorang teman yang berasal dari
Kecubung, suatu nama tempat di sekitaran Bulak. Aku berteman dengan dia sejak
kelas sepuluh, dengan gaya yang terlihat keren saat itu ia masuk ke dalam kelas
dan duduk di belakang. Sedangkan aku, bersama seseorang yang aku kenal sejak
Masa Orientasi Siswa dulu.
Tapi, aku tidak terlalu mengenal dirinya hanya
mengetahuinya karena teman sekelas dan selain itu orang tersebut lebih sering
tidak ikut dengan anak-anak cowok kalau sedang jam bermain, dia lebih memilih
untuk tidur atau mengobrol bersama dengan anak cewek. Bahkan waktu tidurnya pun
sering dilakukan saat jam pelajaran sedang berlangsung, yang membuat namanya
susah dilupakan oleh setiap guru yang mengajar di kelas, bahkan beberapa guru
pun sering membuat becandaan karena kegiatan favoritnya tersebut.
Aku baru benar-benar mengenal dan bermain dengan
dirinya itu baru saat menjelang LDKS, dan yang oleh karena dirinya pun angkatan
OSIS kami menjadi lebih dekat karena kelakuan yang ia lakukan. Menginjak nasi
yang akan menjadi santapan kami untuk malam, dengan muka yang tidak berdosa dan
tanpa rasa bersalah dia hanya mengucapkan maaf. Sesaat kami semua para peserta
LDKS yang ikut di OSIS serentak mengucapkan; “YAAAAAH...” dan wajah kami tertunduk
lemas melihat aksi konyol itu.
Setelah pulang dari sana, aku sering membantu
dirinya untuk menemani kalau sedang ada kegiatan Osis atau memberitahukan kalau
ada kumpul setelah pulang sekolah. awal-awalnya terlihat ia memiliki kharisma
yang besar kalau tidak mengetahui kebiasaannya tidur di kelas, dia pun dengan
bangga dengan nilai sewaktu masuk ke SMA dan yang membuat anak-anak cowok
lainnya mengira dia adalah murid yang pintar, dan tahunya, ternyata sama aja
dengan anak-anak yang malas lainnya. :p
Aku masih ingat, bahkan kejadian ini pun menjadi
bahan ceng-cengan kalau kami sedang kumpul lagi seperti dulu. Selain nasi yang
diinjak, kejadian yang membuat sesuatu hal yang menjadi terkenang ialah setelah
kami mengadakan acara OSIS di puncak. Pulang dari acara tersebut, segala jerih
payah dan tenaga kami yang telah kami keluarkan untuk acara tersebut akhirnya
terbayarkan juga dengan sesuatu yang kami tidak harapkan dan akhirnya memang
menjadi makanan kami setiap acara. Diomelin. Setelah kami diomelin di suatu
ruangan kelas, kami seangkatan berkumpul dan ada yang benar-benar menangis,
ketika suasana sudah begitu dapat rasanya seketika itu pun hancur, suara
tangisan yang lebih terkesan berlebihan dan malah lebih tepatnya menjadi salah
satu hiburan ketika perasaan kami telah hancur. Pelakunya tidak bukan dan tidak
salah lagi, orang yang pernah menginjak nasi sewaktu LDKS.
Atau satu kisah yang juga tidak terlupakan tentang
seorang temanku ini ialah, ketika ia mengirimkan SMS untuk memberitahukan kalau
dia akan berangkat ke Jepang untuk membantu Ultraman melawan monster-monster
yang berkeliaran disana. Keesokkan hari atau beberapa hari setelah itu, dia
masuk ke sekolah dengan suatu bekas lilitan di lehernya. Kami pun sering
mengatakan kalau teman ku tersebut saking frustasi atau stressnya hingga ingin
melakukan percobaan bunuh diri, tapi kejadian sebenarnya ialah saat ia pulang
ke rumah, dia tidak melihat seutas benang layangan di depannya sehingga benang
itu menyangkut di lehernya dan membuat bekas pada lehernya.
***
Aku dan teman ku itu akhirnya berpisah kelas, tapi
sialnya kembali bertemu di kelas dua belas. Mau tidak mau, aku akhirnya jadi
teman satu bangku dan duduk di barisan terdepan karena cuman itu yang tersedia
dan tidak bisa memilih lagi.
Di ujung-ujung akhir dari sebuah kisah cerita yang
dibilang orang paling membahagiakan itu, ada sebuah hal yang paling males dari
teman ku itu adalah ketika ia ngambek. Entah, aku lupa pastinya sebabnya dia
ngambek itu karena apa, tapi ketika aku dan beberapa teman yang sering bermain
bersama dengan dirinya mau minta maaf sekalian ijin pulang sama dia. Dia malah
kaya ajakkin main kejar-kejaran, mulai berjalan dari gedung selatan, naik ke
lantai dua, melewati jembatan ke gedung utara, dan berakhir di ruang osis untuk
tiduran disana.
Awalnya memang ada perasaan yang engga enak karena
kejadian ini, terlebih lagi dia tampak cuek dan tidak peduli dengan kehadiran
kami disana, tapi lebih ngeheknya itu besok paginya! Dia seperti lupa akan
kejadian kemarinnya, datang dengan senyuman biasanya langsung menyapa kami pagi
hari yang membuat kami merasa ada yang aneh dan berbeda dengan anak yang satu
ini. dan setelah itu, kalau misalnya dia ngambek, yaudah kami biarin karena
dari kejadian yang telah berlalu juga dia besoknya dia yang akan menyapa dan
seperti tidak ada kejadian apa-apa sebelumnya.
Ternyata kebiasaannya sewaktu kelas sepuluh pun
belum berubah, tetap tidur di kelas dan karena aku teman sebangkunya kalau pun
ikutan tidur di dalam kelas yang ada makin berabe, akhirnya membuat aku
terpaksa untuk menjadi sisi anak yang rajin menyatat dan berusaha paham tentang
materi yang sedang diberikan. Karena dia dulu pengurus osis pun membuat anak-anak
dengan memutuskan untuk menjadikan dia ketua kelas, seingatku.
Hari-hari terus berjalan membawakan sebuah kisah dan
tawa, namun dibalik sebuah tawa itu akan muncul sebuah kesedihan. Aku pun
bingung untuk menjelaskan apa yang terjadi oleh temanku itu. seperti kebiasaan
umumnya anak kelas dua belas yang di semester dua mempunyai waktu pelajaran
lebih sedikit membuat kami bisa lebih leluasa untuk bermain, saat itu kami
bermain di rumah teman kami yang rumahnya tidak jauh dari sekolah.
Setiap ia sedang galau, yang dilakukan adalah
menyanyi atau tidur. Errr... suaranya? Ah, sayangnya kalau dia sedang menyanyi
aku sedang tidak berada disana, cuma dikasih rekaman suaranya yang mampu
mengocok perut bila mendengarkannya.
Ah, sebuah ingatan kejadian masa lalu yang mampu
membuatku tersenyum ketika membayangkan setiap bagiannya. Andaikan waktu dapat
kembali berputar dan mengulang lagi ke masa lalu, aku ingin kembali hidup di
masa lalu saat gelak tawa dan bahagia begitu mudah didapatkan, tidak seperti
sekarang yang penuh dengan tekanan dan tuntutan.
***
“Berjuang
di kota orang, ingin jadi rajanya sidang..
Ayo
berjuang kawan! Hajar yang menghadang!”
Kini, teman kami ini sudah meninggalkan kota ini
untuk berjuang mengejar cita-citanya menjadi tukang minyak, eh bukan, maksudnya, itu entahlah tapi
dia melanjutkan pendidikannya di kota pendidikan Jogja.
Pergi jauh. Namun, setiap dia kembali datang ke kota
ini yang ia lakukan adalah mengajak main atau kumpul-kumpul lagi menghabiskan
waktu bersama seperti masa putih abu. Di tulisan ini, aku bukannya ingin
mencela teman ku ini, cuma karena di hari minggu yang lalu dia sedang mengulang
hari kelahiran dan bertambah tua lagi... rasanya pun baik untuk memberikan
sebuah tulisan ini. sebenarnya aku ingin menuliskan banyak hal lagi tentang
pertemanan ini, namun biarlah yang tak tertulis itu menjadi sebuah kisah yang
tak terucapkan atau tak tertulis, namun tetap menjadi sebuah kisah yang luar
biasa dalam kehidupan ini.
Ketika ia jauh pun, kami merindukannya untuk menjadi
bahan cengan. Dan nama teman itu adalah SBPP. Happy Bren’s Day!!
“Teman
kami tidak mencela, kami hanya rindu padanya...
Cepatlah
pulang kawan, jangan kelamaan.
Kurangi
asupan, nanti jantungan.
Tapi
yang penting senang.”Tentang Seorang Teman (Jude)
T.I. titanium vs ceramic flat iron - titanium and clay
ReplyDeleteT.I. titanium vs ceramic titanium piercings flat iron. revlon hair dryer brush titanium One titanium iphone case of the does titanium set off metal detectors top premium jewelry that I have to work on. titanium bmx frame