Perbedaan tempat membuat
kita perlu untuk beradaptasi dengan keadaan sekitar. Itulah yang kurasakan
ketika pindah atau lebih tepatnya pergi dari satu tempat ke tempat yang
lainnya. Awalnya, aku merasakan kecanggungan karena dalam kepindahan ini ada
perbedaan angkatan yang kualami. Iya, meski di tempat lama aku sudah biasa
untuk sekelas bersama dengan angkatan bawah.
Pertama bertemu dengan
mereka, semua tampak biasa saja, tidak ada yang aneh yang merasuki pikiranku,
meski satu hal yang kubenci ialah jumlah mahasiswa dalam jurusan ini paling
sedikit di fakultasku.
Di hari pertama ospek,
aku dapat menghitung anak-anaknya dengan jari jemariku. Lalu, aku tidak pernah
melanjutkan mengikuti ospek di kampus baru itu, buat apa? Toh, aku pernah
merasakan hal yang sama di kampus yang lalu, dan mending aku mengejar targetku
saat itu.
Setelah ospek, hari
pertama kuliah pun masih terlihat normal. Kecuali satu orang, iya orang yang,
ternyata lebih tua dariku dengan kaos dari salah satu band metal duduk
sendirian di depan dan kasihan dia, tidak memiliki teman saat itu. bukannya
tidak mau nemenin, cuma kami pun belum mengenal dia sejak ospek dan dia memilih
duduk sendirian. Jadinya, iya gitu deh.
Baiklah. Ini adalah
cerita permulaan dari keanehan-keanehan yang kurasakan di jurusan baru ini dan
sekaligus menjadi tulisanku untuk berlibur dari stressnya perkuliahan,
mengurusi satu taman baca, dan pekerjaan yang terus ku ulur waktu deadlinenya.
***
Jurusan ini memiliki
tiga belas orang anak dalam satu angkatannya! Tiga belas orang! Tunggu, kita
pisah-pisahkan mana yang asli dan mana yang palsu. Empat orang yang tidak asli
dari angkatan yang seharusnya masuk kuliah tahun ini, dan sisanya adalah
angkatan yang asli. Begitulah suramnya menjadi mahasiswa sosiologi dan ketika
dibayangkan saat kelas yang mata kuliahnya jurusan, kita sekelas cuman tiga
belas. Itupun kalau semuanya bisa terus bareng, ini sebenarnya masih mending,
daripada angkatan ’11 atau ’10 yang manusianya cuma dua!!! Dua!!
Tiga belas orang ini pun
memiliki tingkah yang aneh dan benar-benar kelakuannya bisa bikin stress orang.
Entah, otaknya udah pada segaris apa di otaknya udah pada banyak goresan.
Kita, memulai dari
seorang yang paling tua atau lebih asyiknya dituakan oleh anak-anak yang
lainnya tapi selalu menganggap dirinya masih muda. Kita panggil saja Oom. Anak
betawi asli yang menggemari musik metal ini memiliki kesehariannya memakai
jaket yang udah kaya papan mading. Rame dengan tempelan. Oom pun sibuk dengan
kerjanya, biasa untuk ngurusin susu anaknya dan jajanan istrinya. Dan, kita
sebagai anak-anaknya sering dapat jajan sama oom. Kalau lihat secara sekilas,
bih serem boooo! Cuman, kalau udah denger suaranya, tahan ketawa!
Biar masih ada ikatan,
kita berpindah pada anak betawi lainnya. Kita sebut saja dia Dul. Dari
anak-anak yang lain, ini bocah yang punya panggilan samaran paling banyak dari
yang lainnya. Bocah sarap ini pernah suatu saat lagi main gitar di pantai jam
dua atau tiga dini hari, nanya ngeselin pengen ditabok. “Boy, kok jam segini sunset belom ada ya?” gila, jam dua atau tiga
nanyanya kaya gitu, rasanya pengen dilempar ke laut! Belom lagi kelakuannya
yang udah kaya playboy. Pacar engga cukup satu! Doi punya pacarnya
bercabang-cabang. Kalau di elus paha, dengkul, atau lehernya langsung
mengeluarkan desahan erotis. Tingkat kesangeannya cukup tinggi tampaknya.
Lalu, kita berpindah ke
cewe betawi. Kita sebut saja Di. Perempuan ini merupakan orang yang membuat
kami tidak kelaperan, bukan karena suka bawa asupan gizi, cuma karena suka
ngajak wisata kuliner, atau masak sama pacarnya yang nanti akan gue ceritakan
bagaimana sosoknya. Jadinya, siap sedia perut kalau udah berwisata dan
makan-makan.
Lain lagi dengan cewe
yang ngakunya masih memiliki keturunan keraton Solo. Kita sebut saja Coki. Eh,
ternyata salah, yang paling banyak memiliki nama samaran itu bukan Dul tapi si
Coki ini. bahkan, terkadang kita bisa panggil dia, Cabe. Kenapa? karena anak
SMP aja pernah godain ini manusia dan ngira ini orang cabe. Pinter sih, cuman
kalau lagi engga waras yasalam. Hobinya berkicau kalimat galau dengan nomention
dan kode-kode, mentang-mentang anak pramuka jadinya main pake kode. Kadang pake
sandi rumput atau sandi yang lainnya.
Dari keraton Solo, kita
berpindah ke Magelang. Disana kita bisa menemukan seseorang yang ditemukan pada
jaman prasasti dulu. Unik. Jarang-jarang punya temen yang namanya Socrates.
Panggilan itu didapat saat sedang di Anyer, berhubung nama dia sebenarnya udah
banyak di jurusan dan sama dengan dosen dan kajur, jadi dengan kesepakatan
bersama mengubah panggilannya menjadi Socrates. Socrates ini tingat ngeselinnya
sama kaya Dul, anteng-anteng tapi ngeselin. Kalau ada yang nanya dan udah
dijawab, doi malah nanya hal yang sama lagi dengan wajah yang innocent. Doi
punya pengalaman buruk saat pdkt dengan seorang anak pertanian, ketikan sms
yang panjang dikirim ke gebetannya, cuman dibales dengan sangat singkat bahkan
bisa membuat tingkat bunuh diri meningkat! Socrates punya cerita lucu dan
ngeselin, kapan-kapan!
Masih di tanah jawa tapi
engga tau letak pastinya dimana, kita punya seseorang dengan wajah yang lempeng
dan katanya sih setia. Katanya. Bocah itu namanya, Kiki. Lagi-lagi itu samaran
dan engga tau darimana dapat panggilan itu. satu fakta tentang bocah ini, doi
ternyata adeknya teman seangkatan gue dulu waktu di SMA. Kiki punya pasangan
kriminalnya yang udah punya pasangan juga. Jadi, ini skandal tampaknya. Mereka
sering kasih emot cium atau peluk padahal sama-sama laki. Kayaknya benar, satu
dari tujuh cowok itu .... isi sendiri.
Nah, sekarang kita masuk
ke orang yang paling dicari sama polisi. Bocah ini merupakan korban cengan gue
dan koki terbaik di jurusan, lalu memiliki cita-cita jadi penari balet. Kita
panggil saja dia, Masdab. Sebenarnya sih, bukan korban cengan, cuman karena doi
sering duduk deket sayah jadinya cari yang paling deket aja jadi korban. Doi
paling sering menjadi pengumpan dengan kalimat-kalimatnya untuk berfantasi ria.
Ngobrol sama Dul atau Masdab engga jauh dari surga. Surga kenikmatan duniah.
Menjawab beberapa pertanyaan di atas, Masdab adalah pacar dari perempuan betawi
tadi dan juga pasangan kriminal dari Kiki.
Lalu, kita ke anak
basket yang di semester lalu terhilang karena dapat jadwal yang nyaris engga
pernah bareng. Saya pikir, saya sedang khilaf menaruh namanya dibarisan
anak-anak cowok. Doi cewek beneran dan kayaknya paling polos dari bocah yang
lainnya, karena setiap umpan yang diberikan oleh Masdab, doi malah roaming dan
kadang nanya maksudnya apah. Kita sebut saja dia.... abas, karena doi anak
basket. Sebenarnya dia bukan anak basket betulan, cuman karena suatu insiden
dia meninggalkan olahraga beladirinya dan jadian sama basket.
Dan, terakhir dari
gugusan tanah Jawa ini. ada seseorang yang bingung menentukan identitas asal
dirinya darimana, karena terlalu banyak campuran dalam dirinya. Dia adalah
contoh Indonesia karena banyak suku dalam keluarganya. Gomas, demikianlah ia
dipanggil oleh salah satu dosen kami yang sableng. Gomas, jatuh cinta dengan
seseorang yang di atas tingkat kami dan doi bercita-cita menjadi seorang
aktipis. Semoga, ia kesampean menjadi seorang aktipis yang memperjuangkan nasib
kaum buruh.
Lalu, kita menyeberang
pulau. Asalnya dari Padang dan entah karena memang sudah mendarah daging atau
gimana, otak dagangnya pun jalan. Kalau lagi main ke kosannya, semuanya mau
dijualin sama dia. yang ngeselin kalau duduk disebelahnya saat kelas, kalau
ngobrol biasanya bisik-bisik dia malah bisiknya pake toa, kenceng! Pernah suatu
ketika, doi lagi sakit dan mau dibawa ke klinik pakaiannya udah kaya pesulap
yang mau tampil. Ohya, kita bisa sebut dia, Kudil. Gatau ya, ini panggilan dari
Masdab. Salahkan Masdab!
Kali ini, orang yang
bisa bikin pusing, tapi kalau udah pusing malah bikin ketawa. Hobinya, pasang
foto-foto aneh di DP BBMnya. Suka pamer rajah yang di dadanya, malah waktu itu
sempet pasang pentil tetenya. Ngocol emang ini orang. Kita sebut dia, OomJod.
Beda kaya Oom yang pertama, kalau OomJod jarang bareng jadinya jarang di
traktir deh.
Pindahan satu lagi dari
salah satu Universitas ternama di pulau Jawa, tempat kesukaannya adalah kantin
belakang. alasannya suka tempat itu sih, katanya dia, karena tempatnya asyik
padahal aslinya panas banget! Terus, bisa ngobrol dengan siapapun, maklum doi
bisa dimasukkan ke daftar toku. Padahal, alasannya simpel, karena di kantin
pemandangannya lebih asyik untuk lihat cewek. Doi, fasih dengan bahasa Inggris
baik lisan maupun tulis, saingannya cuman Oom yang kerja di hotel. Keunggulan
lainnya selain dari umurnya ialah, kemampuannya dalam mengolah kata-kata dan menjadikannya
menjadi jurnal yang layak di baca.
Terakhir, kenapa harus
terakhir? Karena males nulis di awal, nanti disangka gimana gitu dan biar pas
aja tiga orang dibawah adalah orang yang pindahan dan bukan angkatan asli.
Cuma, sengaja naruh Oom paling atas karena alasannya udah ditulis, doi itu yang
dituakan jadi layak mendapatkan posisi atas dalam daftar pengenalan ini. untuk
saya, engga perlu pakai perkenalan lagi kan? Lah, ini blog gue juga sih.
Oh, iya di semester ini.
jurusan kami memiliki tiga mahasiswa baru, dua pindahan dari fakultas dan
jurusan lain, satu lagi baru masuk. Di kampus ini, masuk bisa kapan aja, mau
semester ganjil atau genap pun bisa. Beda, kalau kampusku dulu sih, penerimaan
mahasiswa baru cuma semester ganjil.
***
Cukup sekian untuk
perkenalan yang absurd ini, memang karena kami pada absurd.
Eniwey, kenapa
Seksiologi? Karena obrolan kami engga jauh dari hal itu, dan diangkatan kami
pun memiliki dua pengusaha cabe. Engga, engga, itu cuma sebutan asal biar lebih
gimana aja sih sebenarnya. Engga ada maksud lainnya. Tapi, seru juga sih, kalau
beneran ada jurusan Seksiologi. Kita bisa belajar ilmu soal seks, mau seks yang
konsep mana? Apa mau belajar soal kamasutra?
Boleh jujur? Sebenarnya,
ini bukan cerita pertama untuk tempatku yang baru ini, karena aku pernah
menulis tentang rumah yang cerita tentang orang-orang stres ini.
Kalau di tempat dulu aku
memiliki three musketeers. Sekarang, punya pasukan yang lebih stres dan selalu
engga bosen bikin ketawa. Satu hal lagi, disini kami belajar tentang yang
namanya kebersamaan dan kekeluargaan itu bagaimana.
No comments:
Post a Comment