Kegiatan apa yang paling menyedihkan namun
menyenangkan ketika dilakukan? Mungkin, menjadi seorang yang mencintai dalam
kesendiriannya tanpa berani untuk berucap atau bahkan tak berani untuk
berkenalan padahal ia telah jatuh cinta terhadap orang tersebut.
Ah, memang jatuh cinta sepertinya aneh dan tidak
masuk akal. Terkadang kita dapat jatuh cinta terhadap orang lain tanpa kita
sadari, bahkan sesaat ketika menolak untuk mengakui di bibir namun pada
kenyatannya dalam hati sudah mendekap asa dalam bayangannya yang menghantui
lini per lini dalam otak ini.
Jatuh cinta dalam waktu yang salah. Cinta memang
tidak pernah salah, namun terkadang waktu dan orangnya yang salah. Iya, seperti
pada saat jatuh cinta terhadap orang yang telah memiliki pasangan atau jatuh
cinta untuk kedua kalinya yang seharusnya tidak baik untuk dilakukan, jatuh
cinta saat sudah memiliki pasangan.
Rumit. Memang rumit bila memahami tentang jatuh
cinta.
Namun, untuk memahami cinta dan bagaimana
caranya cinta itu jatuh, tidak perlu untuk belajar mengenai fisika atau kimia,
tidak perlu memahami teori gravitasi, hanya cukup rasakan dan yakini saja.
Biarkan cinta itu hidup dalam kesederhanannya dan bertumbuh hingga akhirnya ia
berbuah.
Cinta itu suka untuk dipaksa, ia akan datang
secara perlahan dan diam-diam melangkahkan kakinya hingga kita tidak sadar
telah dimabukkannya. Cinta itu pun terkadang tidak memerlukan alasan-alasan
yang mengiringi mengapa dapat jatuh cinta terhadap orang itu, bukannya tidak
semua yang terjadi harus memerlukan alasan?
Berjalan. Melangkah. Tiba-tiba ia hadir dalam
wujud keindahan yang mengagumkan hingga membuat lidah ini sulit untuk
digerakkan dan bibir tertutup rapat, keberanian yang telah hadir sebelumnya
langsung berubah menjadi asap yang dihembuskan oleh angin lalu menghilang entah
kemana tanpa jejak.
Iya, cinta itu hadir tanpa disadari, tanpa
diundang, dan tanpa perantara. Kehadirannya seakan telah direncanakan oleh
semesta dengan teliti, dan semua terjadi begitu saja, begitu saja yang membuat
kita merasakan bila cinta itu hadir secara tiba-tiba sekerjab delikkan mata.
Salahkah cinta itu? mengapa terkadang cinta
dihadirkan oleh sang semesta disaat waktu yang tidak tepat dan meluluhlantakkan
keberanian di dalam diri ini? salahkah cinta itu? cinta tidak pernah salah. Itu
kata orang-orang, iya, cinta memang tidak pernah salah.
***
Semuanya terjadi begitu saja dan aku tidak
mengerti tentang mengapa, kenapa, apa, dan bagaimana awal mulanya dapat
terjadi. Yang paling membuatku bingung ialah ia tumbuh begitu saja dalam rasa
suka ketika melihatnya senyumannya setiap pekannya, lalu tanpa kukenal siapa
gadis itu rasa dalam hati ini tetap tumbuh liar dengan subur tanpa perlu
kurawat hingga besar.
Gadis itu hadir, eh, bukan. Gadis itu memang
selalu ada disana setiap minggu dan di saat yang sama terkadang aku dapat
melihat gadis itu sedang bersendau gurau dengan teman-temannya. Tertawa dan
tersenyum, dua hal yang membuatku benar-benar senang melihatnya saat dua hal
itu sedang berada di wajahnya yang manis.
Berkat kecanggihan teknologi, aku
memanfaatkannya untuk mencari tahu tentang identitas gadis tersebut. Satu per
satu akun yang dapat berkaitan dengan dirinya di media sosial kubuka hanya
untuk mencarinya. Sekali lagi, aku tidak mengenal namanya namun otak ini sudah
merekam wajah dan senyumnya.
Entah karena aku memiliki bakat untuk menjadi
intel atau gimana dengan mudahnya aku mendapatkan identitasnya. Namanya sudah
kucatat sebagai hipotesis sebelum diuji kebenarannya, namun feeling sih
mengatakan yang kutemukan saat itu dialah orangnya. Gadis yang memiliki
senyuman manis itu.
Dari kelompok temannya, ada yang kukenal dan aku
berusaha masuk mengali lebih lagi dari dia. pertama dan terakhir kalinya aku
bertanya kepada temanku ini mengenai kebenaran data yang kuperoleh. Hasilnya?
Bagus! Benar data yang kuperoleh ini!
Selanjutnya, aku memendam rasa ini. kata dosen
saya, sebagai anak jurusan sosiologi kepo itu harus dan baik, karena dari
kekepoan kita bisa mengetahui apa yang terjadi di dalam masyarakat dan bisa
lebih peduli. Lalu, ketika teman saya mengatakan hal itu lagi saya
menambahkannya menjadi; Kepo itu memang baik, namun kebanyakkan kepo sakit
hati!
Sederhana, bahkan sangat sederhana dalam
merasakan kebahagiaan ini, namun sayangnya kebahagiaan yang sederhana ini dengan
anehnya dapat membuat rasa sakit hati yang sederhana pula.
Saat melihat gadis itu sedang berkicau sesuatu
yang bahagia, rasanya ingin tersenyum karena mengetahui gadis pujaan hati
sedang bahagia. Namun, sayangnya dari kebahagiaan yang sederhana ini, agak
miris dengan ucapan seandainya yang bikin bahagia itu gue, oh seandainya. Atau,
ketika dia sedang berkicau sesuatu tentang dia sakit atau sedih, rasanya ingin
menawarkan bantuan untuk meringangankan bebannya atau menjengkuknya dia saat
dia sedang sakit. Namun, yang jadi permasalahannya ialah... siapa gue untuk
dia? kenal aja enggak malah nawarin bantuan atau kucluk-kucluk ngejengkuknya
yang ada disangka orang gila.
Ketika berpapasan dengan gadis itu secara
langsung, degup jantung langsung berderu-deru seperti mau perang, napas mulai
tidak teratur, konyolnya lagi lutut langsung lemes coy! Lihat senyumnya itu loh
yang enggak nahan, kalau ini lagi di acara tipi kayaknya yang bakal aku lakukan
itu... angkat tangan dan melambaikannya ke arah kamera!
Gadis itu pula yang membuatku menyukai menunggu
hari minggu, karena alasannya pun sederhana hanya dia hari minggu lah aku dapat
melihatnya. Aku hapal saat dia tersenyum. Aku hapal saat dia memegang mik saat
bernyanyi. Aku hapal saat dia menutup satu telinganya untuk mendengar suaranya.
Aku hapal ketika dia berjalan menyusuri lorong dan masuk ke dalam satu ruangan.
Aku hapal tanpa dia bercerita kepadaku, aku hapal tanpa sedetik pun kami
berbincang.
Tak ada tegur sapa. Hanya ada aku yang mengenal
dirinya dan kisah tentang hidupnya, tanpa sekalipun dia mengetahui tentang
siapa diriku yang memperhatikannya dalam diam-diam.
Aku bukannya tidak berani untuk menegurnya,
bukannya pula menjadi seorang yang cupu, tetapi... aku hanya merasa belum
saatnya untuk keluar dari gelap ini. gadis itu terlalu terang, cahayanya
menyengat kulitku hingga kutak mampu untuk dekat dengannya.
Ketika dia menghilang tanpa kabar, ketika suatu
minggu aku tak menemukan keberadannya ada rasa rindu yang muncul dari dalam
hati, ada rasa penasaran tentang keberadannya yang selalu kurindukan seperti
aku selalu merindukan langit senja.
Atau ketika akun sosialnya berbulan-bulan tidak
berkicau lagi, ada rasa khawatir tentang keadaannya yang menghilang.
Semuanya nyata, namun aku selalu berharap bila
ini hanyalah sebuah mimpi yang tak menjadi nyata. Biarlah ini hanya sebuah
mimpi. Mimpi yang terlalu indah mengenai gadis yang selalu kulihat di ujung
lorong. Seorang gadis yang akhirnya akan kupanggil bidadari di ujung lorong.
Bidadari yang hadir membawakan terangnya yang
ajaib dalam kegelapan yang begitu pekat. Bidadari yang dengan senyumnya menawan
langsung menyita perhatianku dan menahanku didalam penjara hati yang gelap dan
mencekam. Bidadari yang tanpa banyak ucapan langsung hadir didalam otak dan
rasanya ia akan tetap hadir seperti hantu.
Begitu tinggi dirinya yang membuatku tidak
berani untuk mendekatinya, seandainya ini adalah cerita-cerita dalam dongeng
yang terkenal itu, aku pun akan ikut untuk mengambil selendang dari bidadari
tersebut agar ia tidak bisa kembali ke khayangan. Oh ya, aku pun pernah
melihatnya sedang memakai semacam selendang yang sewarna dengan pakaiannya saat
itu, masih tetap indah. Bahkan, sangat indah.
Bidadari itu berdiri di ujung lorong, tersenyum
bersama dengan anak-anak kecil yang bermain dengannya, namun dalam hatinya aku
memiliki firasat mengenai kesepian dan rasa hancur yang tidak aku ketahui
alasannya. Aku tidak berani untuk menanyakan hal itu, siapa aku? Aku hanya
orang luar yang tidak memiliki kuasa dalam hidupnya. Orang luar yang tidak
berhak untuk mengetahui banyak mengenai masalah dalam hidupnya.
***
Seperti sebuah cerita-cerita yang tidak hanya
mengenai kesedihan, tetapi ada kebahagiaan yang bercampur menjadi satu yang
diramu dengan apik oleh semesta yang menciptakan skenario terindah. Semesta
pula yang membuat semua terjadi dengan apa yang telah ia rencanakan sebelumnya.
terima kasih, semesta!
Balada penganggum rahasia. Tidak semua orang
dilahirkan memiliki keberanian untuk langsung mengungkapkan perasaannya kepada
seseorang, tetapi ada beberapa bagian orang yang memiliki keberanian untuk
menahan dan menyembunyikan perasaannya. Menutupnya rapat tanpa seorang pun
tahu, menahannya secara diam-diam, menyembunyikannya seakan ia memiliki harta
karun yang begitu berharga.
Tidak ada yang lebih menyakitkan selain melihat
seseorang yang dicintai sedang bersama dengan orang lain, namun lebih sakitnya
lagi seseorang itu bukanlah siapa-siapa, ia hanyalah bayangan dan tetap untuk
menjadi fantasi selamanya.
Mereka yang memilih untuk menyembunyikan
perasaannya bukannya ia orang yang lemah dan cupu, tetapi mereka adalah orang
yang terpilih dan kuat. Baik, hal
tersebut dapat dijadikan hiburan dan alasan bagi mereka yang melakukannya.
Bagaimana tidak kuat?
Dapat bahagia dengan sederhana melihat dia,
tetapi dalam sekerjap dapat langsung sedih sesaat melihat ada orang lain yang
berada disebelah. Menahan perasaannya yang semakin lama semakin besar, apapun
yang ditahan akan membuat sebuah rasa sakit yang semakin lama ditahan akan
membuat rasa sakit itu semakin besar juga.
Cerita mengenai penganggum rahasia memiliki alur
yang hampir sama dengan jatuh cinta yang langsung diungkapkan, perbedaannya
hanya tidak memiliki keberanian untuk mengucapkannya dan bagian yang
menyakitkannya saat orang yang disukai itu jadian dengan orang lain. Tetapi apa
mau dikata, nasi sudah menjadi bubur.
Menjadi penganggum rahasia dibutuhkan keberanian
dan kerelaan. Keberanian untuk mendapatkan kabar yang menyakitkan, keberanian
untuk melihat komentar-komentar di media sosialnya atau kedekatannya dengan
orang lain, keberanian untuk bersabar menerima cacian dari teman-teman,
keberanian untuk merelakan ternyata ia hanya sebuah bayangan. Merelakannya
untuk dapat bahagia meski alasan untuk kebahagiaan untuk bukan karena kita,
merelakan rasa sakit, dan merelakan hati ini menerima rasa pahit, asin, dan
asem tanpa sedikitpun rasa manis didalamnya kalau pun ada rasa manis itu hanya
penyedap sebentar.
Terima kasih, untuk dua bidadari yang telah
menemani otak ini berfantasi dalam menuliskan kata-kata dan dua bidadari
tersebut adalah bidadari yang luar biasa yang sulit untuk dapat terjangkau oleh
kedua tangan ini.
Dua bidadari itu adalah.
KAMU!
No comments:
Post a Comment