Malam ini hujan kembali membasahi kota, tidak pelan ia terjatuh, tetapi
begitu liar dan ribut setiap buliran air yang jatuh. Aku memang menyukai
suasana hujan, tetapi aku terlalu bosan bahkan benci dengan hujan di bulan
Januari atau Februari. Untukku, hujan di bulan Desember merupakan yang
terindah, bukan karena sebuah lagu tetapi karena sebuah cinta yang tanpa
memerlukan alasan.
Secangkir kopi hangat aku sesap guna mengurangi rasa kantukku. Kafein
yang terkandung di dalam kopi selalu dikatakan oleh orang-orang dapat membuat
mata ini tetap melek, tetapi untukku, itu tidaklah terlalu berguna cukup
banyak, aku tetap merasakan kantuk yang berat dan tidak memerlukan waktu untuk
terlelap meski sudah menyesap kopi yang selalu kental dan pahit bila aku yang
membuatnya.
Air dalam gorong-gorong sudah mulai kembali penuh, padahal hujan baru
sebentar turunnya. Dan tidak memerlukan waktu yang lama pula untuk meluber
tumpah menutupi jalan depan rumahku, baru semata kaki.