Aku melihat
dirinya yang sedang diam duduk dipojokkan sambil membaca buku tanpa
mempedulikan sesorang yang berada di sekitarnya.
Perempuan itu
larut dalam bayangannya sendiri, sosok yang terlihat unik dengan wajah yang
pucat, rambut panjang hitam, kulit putih bersih, kurus, dan kacamata besar yang
ia kenakan. Jarang aku melihat seorang perempuan dengan memakai kacamata besar
di jaman sekarang, ketika banyak yang lebih memilih untuk memakai lensa kotak,
tetapi dia tidak.
Aku melanjutkan
tulisan aku di depan laptop, sambil sesekali mengamati perempuan yang berada
tidak jauh dari tempat aku duduk. Ada sesuatu yang menarik perhatianku untuk
mengamatinya, dan perhatian yang menarik itu membuat rasa penasaran untuk
berkenalan dengan dirinya.
Buku-buku yang
berantakan di atas mejanya, sekotak es krim cokelat, dan kentang goreng menjadi
temannya.
Aku melangkahkan
kakiku mendekati dirinya dengan keberanian dan nekat untuk mengenal dirinya.
"Suka
baca?" tanyaku langsung membuka pembicaraan.
Ia tersenyum
memandang diriku, "Iya, kenapa?"
"Sama sih,
kalau suka baca, apa suka nulis juga?" aku melanjutkan pertanyaanku
mencoba mengenal dirinya melalui sisi yang berbeda.
"Hehehe...
kalau nulis, engga terlalu suka, memangnya kenapa?"
Dia menjawab
dengan senyum yang mengembang di wajahnya, meski ada keraguan pada dirinya
ketika gue datang untuk bertanya kepada dirinya hal-hal yang tidak terlalu
penting bagi dirinya, tapi dia tetap berusaha untuk menyambut gue dengan ramah.
"Boleh gue
pindah kesini untuk ngobrol-ngobrol sama lo sekalian kenalan?"